Oleh Doug Copp
Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI)
1. Hampir semua orang yang hanya "menunduk dan berlindung" pada saat bangunan runtuh meninggal karena tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.
2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang harus anda lakukan pada saat gempa. Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri. Anda dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit. Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya
3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk. Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping. Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.
4. Jika anda berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur.
Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur. Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.
5. Jika terjadi gempa dan anda tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.
6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal.
Mengapa? Jika anda berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang anda akan tertimpa langit-langit di atasnya. Jika pintu tersebut rubuh ke samping, anda akan tertimpa dan terbelah dua olehnya. Dalam kedua kasus tersebut, anda tidak akan selamat!
7. Jangan pernah lari melalui tangga. Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama). Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut. Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya. Bahkan jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.
8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan.
Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya. Semakin jauh anda dari bagian luar bangunan akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri anda tertutup.
9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka & meninggal. Mereka mungkin dapat selamat dengan keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah kendaraan mereka. Semua kendaraan yang hancur memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.
10. Saya menemukan, pada saat saya merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat. Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.
Oleh Doug Copp
Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI)
PENGALAMAN
Saya telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan, bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60 negara, dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara serta salah satu dari ahli PBB untuk Mitigasi Bencana selama 2 tahun.
Saya telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia sejak tahun 1985.
Pada tahun 1996 kami membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang saya buat.
PERCOBAAN
Kami meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya. 10 boneka "menunduk dan berlindung" dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup "segitiga kehidupan".
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya. Film itu menunjukkan bahwa mereka yang menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup dan mereka yang menggunakan metode saya "segitiga kehidupan" bertahan hidup 100%. Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui televisi di Turki dan sebagian Eropa, dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan Amerika Latin.
FAKTA
Bangunan pertama yang saya masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City pada gempa bumi tahun 1985. Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing. Semua anak remuk sampai ke tulang mereka. Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing di lorong.
Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.
TEORI SEGITIGA KEHIDUPAN
Secara sederhana, saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furniture sehingga menghancurkan benda-benda ini, menyisakan ruangan kosong di sebelahnya. Ruangan kosong ini lah yang saya sebut "segitiga kehidupan". Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk remuk. Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosongnya, semakin besar kemungkinan untuk orang yang menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.
AMATI
Suatu saat anda melihat bangunan runtuh di televisi, hitunglah "segitiga kehidupan" yang anda temui.
Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.
TERAPKAN JIKA TERJADI GEMPA DI DEKATMU..
Disunting Oleh : Eiger Holic Adventure Indonesia
Friday, October 9, 2009
Tuesday, September 29, 2009
Hani in Chang[e] Caravan
English below Bahasa Indonesia
Setelah lulus dari Greenpeace University (GPU), Aku dan Lalit berkesempatan untuk bergabung dengan Chang[e] Caravan Project di Thailand. Selama mengikuti GPU kami mendapatkan banyak hal tentang membangun kampanye, namun kami belum banyak bersentuhan dengan alam. Walaupun hanya 3 hari diakhir perjalanan karavan, kami merasa berutung telah menjadi bagian dari Chang[e] Caravan.
Sepanjang perjalanan, Chang[e] Caravan telah berusaha meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim, pengaruhnya dan keharusan untuk bersiap siaga, beradaptasi dan mitigasi. Perubahan (Chang[e]) yang Greenpeace inginkan adalah adalah aksi dan dana untuk melindungi hutan, untuk iklim, untuk keanekaragaman hayati dan untuk komunitas disekitar hutan. Gajah yang mana secara kebudayaan sangat berharga bagi warga Thailand, yang juga merupakan spesies yang besar terkena dampak dari perubahan lingkungan, melalui karavan ini, merupakan kendaraan publik untuk menyampaikan pesan perubahan lingkungan.
Saat itu kami berada di Ancien Siam, salah satu tempat wisata budaya dan sejarah yang yang merepresentasaikan sejarah, sebudayaan, kepercayaan dan seni Thailand dalam keunikan arsitektur dan seni, yang menjadi tempat pemberhentian terakhir perjalanan panjang Chang[e] Caravan.
Pada hari pertama kami membantu tim public outreach untuk persiapan acara pada keesokan harinya.
Pada hari kedua kami berpartisipasi dalam longmarch melintasi Ancient Siam bersama gajah-gajah, keseluhan tim Chang[e] Caravan, murid-murid, pengunjung Ancient Siam, kemudian Dr. Alongkot Chukaew memberikan penjelasan mengenai gajah dan dampak perubahan iklim pada gajah serta mengajak murid-murid dan pengunjung berinteraksi secara langsung dengan gajah.
Pada hari ketiga terdapat konferensi pers Greenpeace yang juga secara resmi menutup15 hari perjalanan Chang[e] Caravan.
Berinteraksi dengan gajah-gajah dan tim Chang[e] Caravan membuat kami semakin paham, bukan hanya mengenai gajah dan perilaku mereka yang menggemaskan, tetapi juga bagaimana hewan-hewan tersebut, dan juga manusia, sangat terancam oleh dampak perubahan iklim.
Jadi, ayo bertindak sekarang!
check the complete Greenpeace blog!
Bahasa Indonesia: http://blog.greenpeace.or.id/
English: http://greenpeacesoutheastasia.wordpress.com
http://greenpeacesoutheastasia.wordpress.com/category/stop-climate-change/change-caravan-stop-climate-change/
After graduated from Greenpeace University (GPU) graduates in Southeast Asia, me and Lalit has been given the opportunity to join the Chang[e] Caravan project in Thailand. As recent graduates of GPU, we learned a lot of things about constructing a campaign, yet we did not get the chance to be involved with nature. Even though our participation with the Chang[e] Caravan was limited to 3 days, we felt very fortunate to be part of the series of activities.
The Chang(e) Caravan seeks to increase the level of awareness regarding climate change, its impacts and the necessity to be alert, adapt and mitigate. The changes that Greenpeace demands are actions and funds in protecting forests, the communities surrounding them, climate and biodiversity. Chang is Thai for elephant—which in terms of history and culture is an icon to the Thais—is one of the species that will be greatly affected by climate change. And the caravan is the best way to deliver the message to society throughout Thailand concerning climate change.
Currently we are camping out at Ancient Siam, one of the famous tourist centers in Thailand representing all of Thailand’s history, culture, religion through very unique architectural and art objects. This location is the last stop for the Chang(e) Caravan journey.
On our first day, we helped the public outreach team with logistics needed for the activity scheduled the next day.
For day 2, we participated in a long march around Ancient Siam together with the elephants, Chang(e) Caravan team, students and visitors. Dr. Alongkot Chukaew, the director of Thai Elephant Research and Conservation Fund (TERF) animatedly explained some facts about the elephants to the students and how climate change affects them. He was very good with the children and even asked them to interact with the elephants.
On the third day, there was a press conference that symbolized the closing of the 15-day journey.
Interacting with the elephants and the Chang(e) Caravan team made us understand not only the elephants and their behavior, but also how animals and human beings are threatened by climate change.
So let’s do some action now!
Setelah lulus dari Greenpeace University (GPU), Aku dan Lalit berkesempatan untuk bergabung dengan Chang[e] Caravan Project di Thailand. Selama mengikuti GPU kami mendapatkan banyak hal tentang membangun kampanye, namun kami belum banyak bersentuhan dengan alam. Walaupun hanya 3 hari diakhir perjalanan karavan, kami merasa berutung telah menjadi bagian dari Chang[e] Caravan.
Sepanjang perjalanan, Chang[e] Caravan telah berusaha meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim, pengaruhnya dan keharusan untuk bersiap siaga, beradaptasi dan mitigasi. Perubahan (Chang[e]) yang Greenpeace inginkan adalah adalah aksi dan dana untuk melindungi hutan, untuk iklim, untuk keanekaragaman hayati dan untuk komunitas disekitar hutan. Gajah yang mana secara kebudayaan sangat berharga bagi warga Thailand, yang juga merupakan spesies yang besar terkena dampak dari perubahan lingkungan, melalui karavan ini, merupakan kendaraan publik untuk menyampaikan pesan perubahan lingkungan.
Saat itu kami berada di Ancien Siam, salah satu tempat wisata budaya dan sejarah yang yang merepresentasaikan sejarah, sebudayaan, kepercayaan dan seni Thailand dalam keunikan arsitektur dan seni, yang menjadi tempat pemberhentian terakhir perjalanan panjang Chang[e] Caravan.
Pada hari pertama kami membantu tim public outreach untuk persiapan acara pada keesokan harinya.
Pada hari kedua kami berpartisipasi dalam longmarch melintasi Ancient Siam bersama gajah-gajah, keseluhan tim Chang[e] Caravan, murid-murid, pengunjung Ancient Siam, kemudian Dr. Alongkot Chukaew memberikan penjelasan mengenai gajah dan dampak perubahan iklim pada gajah serta mengajak murid-murid dan pengunjung berinteraksi secara langsung dengan gajah.
Pada hari ketiga terdapat konferensi pers Greenpeace yang juga secara resmi menutup15 hari perjalanan Chang[e] Caravan.
Berinteraksi dengan gajah-gajah dan tim Chang[e] Caravan membuat kami semakin paham, bukan hanya mengenai gajah dan perilaku mereka yang menggemaskan, tetapi juga bagaimana hewan-hewan tersebut, dan juga manusia, sangat terancam oleh dampak perubahan iklim.
Jadi, ayo bertindak sekarang!
check the complete Greenpeace blog!
Bahasa Indonesia: http://blog.greenpeace.or.id/
English: http://greenpeacesoutheastasia.wordpress.com
http://greenpeacesoutheastasia.wordpress.com/category/stop-climate-change/change-caravan-stop-climate-change/
After graduated from Greenpeace University (GPU) graduates in Southeast Asia, me and Lalit has been given the opportunity to join the Chang[e] Caravan project in Thailand. As recent graduates of GPU, we learned a lot of things about constructing a campaign, yet we did not get the chance to be involved with nature. Even though our participation with the Chang[e] Caravan was limited to 3 days, we felt very fortunate to be part of the series of activities.
The Chang(e) Caravan seeks to increase the level of awareness regarding climate change, its impacts and the necessity to be alert, adapt and mitigate. The changes that Greenpeace demands are actions and funds in protecting forests, the communities surrounding them, climate and biodiversity. Chang is Thai for elephant—which in terms of history and culture is an icon to the Thais—is one of the species that will be greatly affected by climate change. And the caravan is the best way to deliver the message to society throughout Thailand concerning climate change.
Currently we are camping out at Ancient Siam, one of the famous tourist centers in Thailand representing all of Thailand’s history, culture, religion through very unique architectural and art objects. This location is the last stop for the Chang(e) Caravan journey.
On our first day, we helped the public outreach team with logistics needed for the activity scheduled the next day.
For day 2, we participated in a long march around Ancient Siam together with the elephants, Chang(e) Caravan team, students and visitors. Dr. Alongkot Chukaew, the director of Thai Elephant Research and Conservation Fund (TERF) animatedly explained some facts about the elephants to the students and how climate change affects them. He was very good with the children and even asked them to interact with the elephants.
On the third day, there was a press conference that symbolized the closing of the 15-day journey.
Interacting with the elephants and the Chang(e) Caravan team made us understand not only the elephants and their behavior, but also how animals and human beings are threatened by climate change.
So let’s do some action now!
Thursday, May 21, 2009
Solar Energy Charity: Helping Poverty Though the Provision of Solar Energy . Join Us!
Imagine a world where everyone has access to affordable, clean, renewable power.
About SolarAid
Power to the people
Two of the biggest threats facing humanity today are climate change and global poverty. SolarAid helps to combat both, simply by bringing clean, renewable power to the poorest people in the world.
Fighting poverty
Right now, two billion people have no access to electricity. They rely on burning fuels such as kerosene and wood for light and heat, which is highly toxic and expensive. Having solar power improves people's health, income and education. That's because solar power can enable poor people to cook food, pump clean water, run fridges, light homes, schools and hospitals, farm more effectively, and much more.
Fighting climate change
Climate change is mainly due to the massive and continuing use of burning fossil fuels for energy. This has pumped vast amounts of greenhouse gases, primarily carbon dioxide, into the atmosphere. At the same time, we have destroyed vast tracts of forest, which has released billions of tonnes of carbon.
By replacing carbon-emitting products with solar power, and reducing our
dependency on burning wood and fossil fuels we can alleviate global warming.
Fact:
The average kerosene lamp, used widely across the developing world, creates around a tonne of carbon over seven years. Replacing these lamps with solar lanterns will lead to significant reductions in carbon emissions.
Our areas of work
Education
In rural Africa, many schools and homes do not have electric lighting. This means children cannot study after dark. We urgently need funds to bring solar-powered lanterns to homes. This will enable school children to complete assignments and continue their education beyond primary level. Electricity in schools will mean access to the web - and a world of learning.
Health
Save lives with SolarAid
A poor family in Africa burns around 55 litres of kerosene a year to light their home and are forced to cook food inside. Respiratory diseases caused by toxic smoke kill 1.6 million women and children each year. That's one death every 20 seconds.
Solar lanterns can replace kerosene, dramatically improving health. A solar cooker can be easily built from cardboard and waste reflective material, eliminating the need for indoor fires.
Livelihoods
Help people earn an income and fight poverty
SolarAid enables some of the poorest people in the world to make and sell solar-powered products. We need your help to provide raw materials, and train people in finance and marketing, so they can set up small businesses. This means they can earn a living, so they can afford to buy food and medicines and to send their children to school.
Stuff we need
SolarAid produces several products, which we need you to help us give to some of the world's poorest poorest. You'll see we need funds to produce solar lanterns, solar powered water pumps and much more. Each one can rapidly transform the lives of some of the poorest people in the world. We may also need equipment and supplies for our field offices from time to time.
Support us
There are so many different ways for you to help us fight poverty and climate change. Simply choose from the left-hand menu the way that suits you best.
SolarAid has also recently launched a virtual gift. For just £15 you will be helping us to reduce carbon emissions and continue lighting up the developing world. We will send you a thank you gift card to give to friends and family.
Make a donation
Two billion people in the world have no access to electricity. Solar power helps poor communities to change their lives, by enabling them to cook, pump water, store vaccines, light homes, irrigate crops and much more. Please make a donation today.
Donate to SolarAid
Or donate to a particular project.
Or buy a solar lantern.
About SolarAid
Power to the people
Two of the biggest threats facing humanity today are climate change and global poverty. SolarAid helps to combat both, simply by bringing clean, renewable power to the poorest people in the world.
Fighting poverty
Right now, two billion people have no access to electricity. They rely on burning fuels such as kerosene and wood for light and heat, which is highly toxic and expensive. Having solar power improves people's health, income and education. That's because solar power can enable poor people to cook food, pump clean water, run fridges, light homes, schools and hospitals, farm more effectively, and much more.
Fighting climate change
Climate change is mainly due to the massive and continuing use of burning fossil fuels for energy. This has pumped vast amounts of greenhouse gases, primarily carbon dioxide, into the atmosphere. At the same time, we have destroyed vast tracts of forest, which has released billions of tonnes of carbon.
By replacing carbon-emitting products with solar power, and reducing our
dependency on burning wood and fossil fuels we can alleviate global warming.
Fact:
The average kerosene lamp, used widely across the developing world, creates around a tonne of carbon over seven years. Replacing these lamps with solar lanterns will lead to significant reductions in carbon emissions.
Our areas of work
Education
In rural Africa, many schools and homes do not have electric lighting. This means children cannot study after dark. We urgently need funds to bring solar-powered lanterns to homes. This will enable school children to complete assignments and continue their education beyond primary level. Electricity in schools will mean access to the web - and a world of learning.
Health
Save lives with SolarAid
A poor family in Africa burns around 55 litres of kerosene a year to light their home and are forced to cook food inside. Respiratory diseases caused by toxic smoke kill 1.6 million women and children each year. That's one death every 20 seconds.
Solar lanterns can replace kerosene, dramatically improving health. A solar cooker can be easily built from cardboard and waste reflective material, eliminating the need for indoor fires.
Livelihoods
Help people earn an income and fight poverty
SolarAid enables some of the poorest people in the world to make and sell solar-powered products. We need your help to provide raw materials, and train people in finance and marketing, so they can set up small businesses. This means they can earn a living, so they can afford to buy food and medicines and to send their children to school.
Stuff we need
SolarAid produces several products, which we need you to help us give to some of the world's poorest poorest. You'll see we need funds to produce solar lanterns, solar powered water pumps and much more. Each one can rapidly transform the lives of some of the poorest people in the world. We may also need equipment and supplies for our field offices from time to time.
Support us
There are so many different ways for you to help us fight poverty and climate change. Simply choose from the left-hand menu the way that suits you best.
SolarAid has also recently launched a virtual gift. For just £15 you will be helping us to reduce carbon emissions and continue lighting up the developing world. We will send you a thank you gift card to give to friends and family.
Make a donation
Two billion people in the world have no access to electricity. Solar power helps poor communities to change their lives, by enabling them to cook, pump water, store vaccines, light homes, irrigate crops and much more. Please make a donation today.
Donate to SolarAid
Or donate to a particular project.
Or buy a solar lantern.
Friday, May 8, 2009
Adventure: FOTOGRAFI DASAR
FOTOGRAFI DASAR
Fotografi berasal dari bahasa Latin, yaitu fotos yang berarti cahaya dan grafia yang berarti melukis/ menggambarkan sesuatu. Jadi fotografi berarti melukiskan atau menggabungkan suatu bentuk melalui media cahaya.
Tujuan fotografi dalam kegiatan alam bebas dapat bervariasi, antara lain untuk hobi diri sendiri ataupun untuk dipertunjukkan pada orang lain, disamping itu fotografi dapat berfungsi untuk penelitian, penerangan, informasi, penemuan, pencacatan, dokumentasi, pegungkapan pribadi, hiburan, dan lain-lain.
KAMERA
Komponen utama dalam fotografi adalah kamera. Kamera pada dasarnya adalah sebuah kotak yang dilengkapi berbagai macam fasilitas pendukung untuk menentukan hasil gambar. Kemajuan di bidang teknologi media rekam telah mendorong perkembangan bentuk dan jenis kamera, hal ini seperti yang tercatat dalam sejarah fotografi selama tahun 1880 hingga 1890-an yaitu banyak diproduksi berbagai macam jenis dan bentuk kamera sehingga digunakan untuk aneka bahan film, baik film potongan maupun film gulungan. Hingga saat ini telah ditemukan beragam jenis kamera, ada beberapa jenis kamera. Antara lain.
Kamera instamatic atau kamera saku : kamera ini berukuran kecil sehingga dapat dimasukkan dalam saku. Kamera ini tidak memiliki pengaturan kecepatan rana dan diafragma.
Kamera kompak : Berukuran lebih besar dari kamera instamatic, Kamera ini juga tidak memiliki pengaturan kecepatan rana dan diafragma. namun memiliki sistem drop in loading film, autorewinder, self eksposure dan double eksposure untuk memudahkan pemakaian.
Kamera Single Lens Reflector (SLR) : Dari beberapa bentuk dan jenis kamera yang telah dibuat dan diproduksi, kamera jenis SLR merupakan produk unggulan yang mampu digunakan berbagai kegiatan karena kamera SLR memiliki pengaturan kecapatan rana, diafragma, fokus serta fitur-fitur lainnya. Oleh sebab itu, kamera jenis ini biasa digunakan oleh fotografer profesional.
LENSA
Lensa pada kamera diibaratkan mata manusia. Lensa kamera berfungsi untuk melihat sesuatu objek atau momen yang selanjutnya diterima otak dan dianalisis sehingga dapat menimbulkan ide gagasan atau gambar bayangan. Lensa kamera terdiri dari rangkaian komponen lensa-lensa yang berguna untuk menangkap momen atau objek dan selanjutnya hasil bayangan atau gambar cermin tersebut diterima plat film untuk direkam. Dari hasil rekaman plat film tersebut kemudian digunakan sebagai media reproduksi atau penggandaan gambar (fotografi).
Pembagian ukuran lensa adalah sebagai berikut.
Ultrawide-angles (20mm and wider) : Lensa jenis ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk karya seni karena dapat menghasilkan gambar cermin secara keseluruhan objek. Kelemahan dengan lensa tersebut, pada sudut gambar terkesan lengkung (distorsi) karena dipengaruhi karakter kaca lensa. Untuk menghadirkan gambar space atau landscape penggunaan komponen lensa jenis ini sangat mendukung.
Wide-angles (24-50mm) : tipe lensa jenis ini mempunyai kemampuan untuk menyajikan gambar yang luas. Dengan bukaan lensa atau memiliki cekungan kaca lensa antara 46°-70° mampu menghadirkan ketajaman gambar tanpa mengalami distorsi yang berarti
Standard lenses (around 50mm) : sebagian besar kamera menggunakan lensa normal untuk menghasilkan gambar seperti apa adanya, yaitu mempunyai titik tengah 50mm atau tipe 35mm-70mm.
Telephoto lenses (80-250mm) : telephoto lenses merupakan komponen lensa yang digunakan untuk menangkap objek jarak pandang yang jauh. Fasilitas komponen pada lensa jenis tersebut adalah mendekatkan objek.
Super telephoto (250 and above) : komponen lensa jenis ini terdiri dari beberapa fasilitas yang tersusun dalam satu rangkaian. Secara teknis lensa jenis super telephoto dilakukan secara manual untuk membantu menyajikan hasil gambar. Jenis lensa tersebut sangat cocok untuk menghadirkan jarak pandang yang tidak terhingga jaraknya.
FILM
Film merupakan sarana untuk menyimpan data-data visual dan dapat digunakan sebagai media reproduksi gambar. Film untuk fotografi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu negative film dan slide. Film negatif bila digunakan untuk merekam dapat menghasilkan bayangan objek negatif yang selanjutnya dapat digunakan sebagai media reproduksi gambar (afdrug) sesuai dengan objek aslinya. Sedang film positif atau slide dapat menghasilkan gambar bayangan sesuai dengan objeknya dalam format film. Film positif sering digunakan untuk merekam objek dan selanjutnya diproses guna menghasilkan gambar positif yang berfungsi untuk ditayangkan melalui prasarana proyektor.
Industri film fotografi telah menentukan nilai kepekaan dan kondisi film yang ditandai kode A S A (American standards Association), D I N (Deutsche Industrie Norm), I S O (International Standards Organization). Untuk jenis film yang diberi kode ASA dan ISO mempunyai persamaan nomor sehingga dapat digunakan secara umum. Masing-masing jenis film yang diberi kode ASA atau ISO dengan nomor tertentu mempunyai nilai kepekaan yang berbeda, nomer kecepatan film yang digandakan atau dikurangi akan menentukan hasil pemotretan. Maka perlu diperhatikan apabila berkeinginan untuk merekam suatu peristiwa atau menangkap momen tertentu, perhatikan cuaca, suasana, dan obyek yang akan direkam
Slow 25-64 ISO : Kepekaan film ISO 25-64 dapat diklasifikasikan pada kelompok lambat, hal ini memberi gambaran secara terperinci untuk menghasilkan bayangan obyek sangat jelas /tajam. Sebab, seluruh butiran kecil dan kekontrasan memenuhi warna. Ukuran ISO 25-64 adalah ukuran kepekaan film yang sangat ideal untuk memotret bangunan, lukisan, atau merekam benda mati. Namun harus dihindari kondisi-kondisi pencahayaan sangat terang.
Medium 100-200 ISO : Ukuran medium ISO 100-200 adalah klasifikasi kepekaan film yang paling popular karena sering digunakan untuk memotret dan apabila dicetak atau direproduksi gambar-gambar yang dihasilkan jelas dan tajam. Hal ini dikarenan butiran-butiran warna halus dengan komposisi warna yang sempurna sehingga hasil reproduksi nada warna sangat baik. Film dengan ukuran medium ISO 100-200 sangat ideal untuk merekam obyek dengan suasana musim panas atau di bawah sinar matahari, dan ketika memotret dapat mengantisipasi kondisi cahaya dengan baik.
Fast 400 ISO : Ukuran film ISO 400 memiliki kepekaan cahaya yang baik, terutama untuk pengambilan obyek dengan kondisi mendung atau cahaya ringan. Penggunaan film ukuran ISO 400 sangat praktis karena mampu merekam obyek dalam cuaca kuran terang meskipun tanpa menggunakan lampu tambahan (flash). Kualitas hasil sangat tajam, lapisan peka cahaya sangat halus sehingga mampu menghasilkan komposisi warna meningkat secara dramatis. Dengan lapian peka cahaya yang sangat halus sangat memungkinkan sekali untuk memotret obyek yang kecil dengan suasana sedikit cahaya, atau memotret dengan cahaya terang namun menggunakan diafragma bukaan sempit dan kecepatan tinggi.
DIAFRAGMA DAN KECEPATAN RANA
Diafragma adalah pengatur besar kecilnya intensitas cahaya cahaya masuk ke kamera. Fungsi diafragma tidak jauh berbeda dengan fungsi pupil pada mata karena pada prinsip kerja kamera meniru mata manusia. Biasanya dilambangkan dengan f. Besar bukaan diafragma dilambangkan dengan angka, semakin besar angka yang ditunjuk semakin kecil bukannya dan semakin sedikit cahaya yang masuk, begitu pula sebaliknya. Ukuran besar bukaan difragma, antara lain: f/4, f/ 5.6, f/8, f/11, f/16 dan f/22.
Kecepatan rana adalah kecepatan daya tangkap (kecepatan buka-tutup rana) terhadap cahaya yang masuk dalam kamera. Semakin besar angka kecepatan rana, semakin cepat kecepatan buka-tutup rana, begitu pula sebaliknya. Kecepatan rana tinggi digunakan dalam pemotretan dengan cahaya yang kuat atau dibawah terik matahari, dan kecepatan rana rendah digunakan dalam pemotretan dengan cahaya yang minim atau pada malam hari. Ukuran kecepatan rana, antara lain: 1/2000, 1/1500, 1/1000, 1/750, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2 dan B (bulb).
Besar bukaan difragma dan kecepatan rana saling mempengaruhi satu sama lain untuk mendapatkan hasil gambar yang tidak terlalu terang (over-exposure) maupun terlalu gelap (under-exposure). Pengaturan diafragma dan kecepatan juga sangat bergantung pada pengalaman fotografer dalam melihat pencahayaan sekitar obyek. Oleh sebab itu dibutuhkan latihan-latihan yang dapat mengasah kepekaan. Berikut adalah contoh pengaturan difragma dan kecepatan rana dengan standar ISO 200.
Cuaca mendung : 1/60 - f/4
Cuaca cerah : 1/125 - f/5.6
Cuaca terik : 1/250 - f/11
Malam hari : 1/2 atau B - f/4
KOMPOSISI PENGAMBILAN GAMBAR
Ketika sedang mengambil gambar, usahakan jangan terpaku dengan sudut datar pengambilan gambar. Jelajahilah obyek dari berbagai macam sudut dan temukan sudut-sudut yang menarik untuk menghasilkan gambar yang menarik pula.
Kecuali ingin melakukan pengambilan gambar dengan teknik siluet, usahakan menghindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Usahakan subyek foto menghadap sumber cahaya agar gambar yang di hasilkan cukup terang.
Dalam komposisi pengambilan gambar, umumnya pandangan seseorang akan tertumpu pada obyek yang berada di tengah sehingga mudah terlihat kekurangannya, oleh sebab itu untuk mengecoh pandangan penikmat foto, dapat diubah penempatan posisi obyek. Berikut diagram komposisi pengambilan gambar yang dapat membantu menjadikan foto dengan komposisi yang menarik.
FOTOGRAFI DIGITAL
Perbedaan mendasar antara fotografi digital dan fotografi analog terletak pada penggunaan film, dimana fotografi digital tidak menggunakan film. Foto digital murni adalah foto yang sejak pemotretan, pemrosesan hingga penyimpanan mnggunakan sarana digital, seperti kamera digital untuk pemotretan, disket / cd untuk media penyimpanan data dan program komputer untuk mengolah data, sampai sarana digital lain untuk outputnya.
Kelebihan dan Kekurangan Fotografi Digital
Kelebihan
Hasil pemotretan dapat dilihat lebih cepat pada layar LCD di kamera digital.
Dengan dukungan peralatan elektronik, karya foto dapat digunakan untuk pameran (display), penerbitan dan pengiriman foto jarak jauh (mamalui email) dalam waktu yang relatif singkat.
Relatif lebih murah karena tidak menggunakan film (bebas biaya cuci cetak).
Mudah dalam pengoperasiannya.
Lebih mudah diproses, dukungan komputerisasi dapat memberikan efek khusus, seperti penyesuaian kontras dan koreksi warna.
Hasil yang permanen (tahan lama), karena foto digital tidak akan mengalami perubahan warna maupun ketajaman gambar. Berbeda dengan karya foto konvensional yang dapat berubahah warna (rusak) jika melewati masa kadaluarsanya.
Ramah lingkungan, karena fotografi digital tidak menggunakan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dalam pemrosesannya.
Kekurangan
Kamera digital dengan resolusi tinggi masih relatif mahal.
Diperlukan komputer untuk melengkapi pengolahan image digital (menyunting, memperbaiki, memanipulasi, mencetak hingga mengirim email).
Pemahaman spesifikasi peralatan, operasi komputer, tekhnologi scanner dan printer diperlukan agar image yang dihasilkan sesuai dengan keinginan.
Pengoperasian kamera digital memerlukan baterai, selain baterai kamera digital cenderung lebih boros dibanding kamera konvensional.
Jika ingin mencetak image, diperlukan printer kualitas foto dengan tinta dan kertas kualitas bagus.
Ukuran Image dan Resolusi
Pixel, berasal dari kata picture dan element yang dihubungkan dengan huruf x yang melambangkan koordinat cartesian. Setiap pixel dalam image dapat memeberikan juataan kemungkinan kombinasi warna sehingga dapat menyimulasikan warna.resolusi pixel berhunbungan dengan masalah dimensi suatu image, semakin besar pixel maka semakin besar dimensi imege yang diperoleh, dengan kata lain, kualitas image akan tetap terjaga (tidak pecah).
Resolusi, resolusi image adalah jumlah pixel yang ditampilkan tiap unit dari panjang suatu image yang biasanya diukur dalam pixel tiap inch (ppi). Resolusi image dan ukuran pixel selalu berhubungan. Detai suatu image akan tergantung pada ukuran pixelnya dan resolusi image akan mengatur seberapa besar ruang untuk pixel yang ditampilkan. Resolusi image yang lebih tinggi umunya akan menghasilkan gambar yang lebih detail dan transisi warna yang lebih baik. Sebaliknya dengan resolusi rendah yang menyebabkan gambar pecah atau kasar.
Fasilitas pada Kamera Digital
LCD
LCD (Liquid Cristal display) merupakan sebuah layar monitor yang membantu fotografer melihat obyek yang kan difoto dan hasil rekaman gambar yang telah diambil.
Interface USB
Sebagian besar kamera digital telah dilengkapi interface USB untuk mentransfer data ke komputer.
Video dan Auto Recoding
Pada beberapa kamera digital terdapat fitur audio + auto recording untuk merekam gambar bergerak (video) dengan audio yang biasanya limited (dibatasi memory card).
Zoom
Kamera digital biasanya memiliki zoom digital, zoom optikal atau keduanya.
Zoom optikal, merupakan zoom yang sebenarnya, memungkinkan untuk mengambil foto jarak jauh tanpa menurunkan kualitas gambar.
Zoom digital, merupakan trik interpolasi atau pembesaran pixel yang dapat juga dilakukan menggunakan software penyunting foto.
Dalam pemotretan lebih baik gunakanlan zoom optikal dan sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital karena penggunaan zoom digital dapat mengakibatkan penurunan kualitas gambar sehingga gambar terlihat pecah
White Balance
White balance merupakan fasilitas untuk mensiasati kendala pemoteretan di berbagai kondisi pencahayaan.
Auto white balance, mengatur white balance secara otomatis untuk cahaya dengan suhu warna antara 4200 -70000 K.
Florescent, memperbaiki warna obyek yang berada di bawah cahaya lampu neon. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 45000 K.
Incandescent, memperbaiki warna obyek yang berada di bawah cahaya lampu pijar. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 30000 K.
Sunny, memeperbaiki warna obyek yang berada di bawah sinar matahari langsung. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 60000 K.
Cloudy, memperbaiki warna obyek yang berada di bawah langit yang berawan. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 7000-80000 K.
Makro
Fasilitas ini merupakan fasilitas untuk melakukan pemotretan dengan jarak yang sangat dekat dengan obyek. Beberapa kamera digital mempunyai kemampuan memotret makro hingga 1 cm bahakan kurang dari 1 cm (dengan obyek yang cukup pencahayaannya).
Mode pemotretan
Aperture priority, fasilitas prioritas bukaan diafragma, mode ini memprioritaskan bukaan diafragma pada saat pemotretan dan kamera mengatur kecepatan rana secara otomatis. Biasanya terdapat pada kamera profesional.
Shutter priority, fasilitas prioritas kecepatan rana, mode ini memprioritaskan kecepatan rana yang diinginkan pada saat pemotretan dan kamera mengatur bukaan diafragma secara otomatis. Biasanya terdapat pada kamera profesional.
Manual, fasilitas yang mengatur sendiri bukaan diafragma dan kecepatan rana yang diinginkan. Biasanya terdapat pada kamera profesional.
Portrait, mode ini digunakan untuk merekam potret wajah di outdoor dengan latar belakang yang dibuat blur / kabur sehingga obyek akan terfokus jelas.
Sport, unutk merekan obyek yang bergerak, biasanya digunakan pada event olahraga.
Landscape, mode untuk merekam pemandangan yang akan meningkatkan warna biru langit dan warna hijau daun, pada prinsipnya menggunkaan fungsi filter ND (natural density).
Close up, mode untuk melakukan pemotretan close-up (jarak dekat) sehingga dapat menonjolkan detail dari obyek.
Night scene, berguna untuk mengambil gambar obyek di waktu malam. Penggunaan mode ini disarankan menggunakan tripod.
Lampu Kilat
Biasanaya fitur auto flash selalu terdapat pada kamera otomatis, khususny akamera kompak digital. Untuk menghasilkan foto-foto yang tampak natural dengan lampu kilat, ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan.
Red eye reduction, digunakan untuk mencegah timbulnya hasil pemotretan dengan mata berwarna merah karena pupil mata yang tidak bereaksi cepat ketika cahaya lampu kilat masuk ke retina sehingga pantulan cahaya pada retina (yang poenuh dengan pembuluh dara berwarna merah) ke kamera. Pada mode ini, lampu kilat akan melepaskan beberapa flash utama agar pupil menyesuaikan terlebih dahulu.
Flash compensation, dengan fitur ini intensitas output flash dapat diatur sehingga rasio antara cahaya yang tersedia dengan cahaya dari flash menjadi seimbang.
Slow synchro, mode ini menggabungkan kecepatan ran alambat (slow shutter) dengan fill flash sehingga obyek dan latar belakangnya terekam jelas. Mode ini digunakan pada malam hari dan disarankan menggunakan tripod.
Forced flash, mode ini memaksa lampu kilat meyala, sebaiknya digunakan jika subyek membelakangi cahaya dan lampu kilat dikompensasi minus 0,7-1 stop.
JENIS-JENIS KAMERA DIGITAL
Pada dasarnya kamera digital dikelompokkan menjadi empat golongan berikut ini :
Kamera digital untuk life style dan fun : Kamera ini memiliki bentuk yang unik, stylish, multi fungsi, berukuran mungil dan mudah dibawa. Kamera jenis ini biasanya mempunyai fitur-fitur seperti fitur rekam-suara, pemutar MP3 serta fungsi-fungsi lainnya. Namun resolusi rekaman gambar yang dihasilkan tidak terlalu besar, sehingga bisa digunakan untuk sharing foto melalui e-mail. Jenis ini populer di kalangan anak muda dan selebritis.
Kamera digital low-end : Kamera ini merupakan kamera yang ditujukan untuk pemula atau dokumentasi keluarga. Image yang dihasilkan beresolusi tinggi relatif rendah sampai 2,2 mega bytes (standard 320 x 240 pixel). Resolusi tersebut memungkinkan kualitas gambar yang tetap baik untuk pencetakan foto ukuran 3 sampai 4 R. Rata-rata memiliki lensa zoom dengan ukuran kecil dan ringan. Fitur yang ditawarkan serba otomatis sehingga tidak terlalu repot dalam pengaturan pengoperasiannya.
Kamera digital midrange : Kamera jenis ini ditujukan untuk para pengiat fotografi yang memerlukan resolusi 640 x 480 pixel atau lebih dalam membentuk sebuah image. Meski belum sepenuhnya bisa tukar-lepas lensa, umumnya menyediakan lensa vario dari sudut lebar hingga tele. Fitur di kamera jenis ini sudah memungkinkan mengatur pencahayaan secara manual, dengan prioritas bukaan diafragma atau prioritas kecepatan rana. Kamera midrange memiliki media penyimpanan data yang cukup untuk pencetakan hingga 10R.
Kamera high-end : Kamera jenis ini memiliki kemampuan unutk lepas tukar lensa seperti pada kamera SLR konvensional. Resolusinya mencapai 6 mega pixel atau lebih sehingga cukup memadai kebutuhan profesional, majalah, jurnalistik dan poster. Kualitas gambar yang dihasilkan prima, selain itu fitur-fitur yang dibuat pun seperti kamera SLR, seperti bracking, kompensasi pencahayaan, serta bidik continue.
Tips membeli kamera digital
Menentukan pembelian berdasarkan kebutuhan, kebutuhan akan kamera bagi tiap-tiap orang tentu berbeda. Untuk kebutuhan membuat foto yang akan dipasang di situs web atau berkirim email, kemera digital dengan resolusi 1 mega pixel sudah cukup. Namun, untuk fotografer profesional, kamera dengan resolusi diatas 5 mega pixel dapat menjadi pilihan.
Lensa dan kemampuan zoom, pilih kamera dengan kualitas lensa yang baik, perhatikan juga kemamouan optical dan digital zoom-nya. Besarnya optical zoom lebih bermakna dibandingkan digital zoom yang hanya membantu memperbesar obyek dengan konsekuensi foto akan tampak kasar.
Sistem pengukuran cahaya, kecepatan pencahayaan (exposure) merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk menghasilkan gambar yang baik. Pengukuran cahaya untuk menentukan kecepatan rana (shutter) dan bukaan difragma (aperture) berdasarkan pilihan ISO yang ditentukan, pada kebanyakan kamera dilakukan secara TTL (through the lens). Perhatikan pula pilihan sistem pengukuran cahayanya, seperti centre-weighted, spot, atau average. Beberapa variasi lainnya tergantung pada merk kamera. Nikon menyebutnya matrix, Canon memakai istilah evaluative, Olympus dengan digital ESP, dan Minolta dengan 256 zone.
Kemudahan penggunaan, pertimbangkan ukuran dan desain kamera yang ergonomis dalam pegangan, tombol dengan keterangan yang jelas, susunan menu yang jelas dan mudah dalam penggunaan. Bandingkan model-model yang ada dan luangkan membaca buku manual ketika membel kamera.
Fasilitas tambahan, selain digunkan untuk memotret, sebagian kamera digital menyertakan fasilitas audio dan video recordingfasilitas tersebut dapat menjadi pertimbangan yang menarik.
Media penyimpanan, sebagai pengganti film kemera digital memerlukan media penyimpanan digital seperti momory card. Sebaiknya pilih memory card yang sama dengan piranti digital yang dimiliki (seperti komputer, PDA dan laptop). Selain itu pilih kapasitas memory card sesuai dengan kebutuhan, kerana semakin besar kapasitasnya, semakin mahal harganya.
Sumber daya dan daya tahan baterai, pilih akmera dengan sumber daya yang murah, mempunyai daya tahan yang cukup lama, mudah dirawat dan didapat.
UKURAN PENCETAKAN
Ukuran pencetakan beserta resolusi yang dibutuhkan.
3R = 8,9 x 12,7 cm @ 300 dpi = 1051 x 1500 pixel
4R = 10,2 x 15,2 cm @ 300 dpi = 1205 x 1795 pixel
5R = 12,7 x 17,8 cm @ 300 dpi = 1500 x 2102 pixel
6R = 15,2 x 21,6 cm @ 300 dpi = 1795 x 2551 pixel
8R = 20,3 x 30,5 cm @ 300 dpi = 2398 x 300 pixel
8R Plus = 20,3 x 30,5 cm @ 300 dpi = 2398 x 3602 pixel
10R = 25,4 x 30,5 cm @ 300 dpi = 3000 x 3602 pixel
10R Plus = 25,4 x 38,1 cm @ 300 dpi = 3000 x 4500 pixel
PERALATAN TAMBAHAN
Tele converter, alat tambahan yang dipasang di depan lensa untuk mendapatkan efek tele fotografi.
Wide converter, alat tambahan yang dipasang di depan lensa untuk mendapatkan efek wide.
Tudung lensa, alat tambahan yang dipasang di depan lensa untuk melindungi lensa dari cahaya yang terlalu terik pada saat pemotretan.
Filter, sistem optis pembantu yang biasa dipasang di dean lensa dan dapat memodifikasi gambar asli saat dipotret. Beberapa jenis filter dapat mengubah warna-warni, melembutkan atau menciptakan efek baru pada gambarnya.
Waterproof case, kamera sangat peka terhadap air dan kelembaban, alat ini dapat melindungi kamera saat udara lembab atau hujan bahkan dapat digunakan untuk pemotretan bawah air.
Tripod, atau kaki tiga digunakan untuk menyangga kamera untuk mendapatkan posisi kamera yang stabil sehingga mencegah gambar kabur, biasanya digunakan pada pemotretan di malam hari atau dengan kecepatan rana yang rendah
CARA MEMEGANG KAMERA
Agar posisi kamera stabil, jika memungkinkan sandarkan tubuh pada tembok, bertumpu pada kursi tau benda-benda lain. Jika tidak berdirilah kokoh dan pegang kamera dengan kedua tangan. Biasanya secara tidak kita sadari pada saat memegang kamera, kita hanya memegang kamera oada ujung-ujungnya, jari menghalangi lensa atau memengang kamera dengan satu tangan. Yang demikian itu sangat tidak dianjurkan, berikut beberapa gambar yang menunjukkan cara memegang kamera dengan benar .
TIPS MERAWAT KAMERA
Hindari kapur barus, jangan menyimpan kamera didalam lemari yang telah diisi kapur barus atau kamper. Karena kapur barus termasuk benda perusak yang dapat menyekat-nyekat kamera dan bagian lainya yang terbuat dari bahan karet. Pada kamera elektronik kapur barus bisa merapuhkan PCB (Printed Circuit Board) yaitu tempat chip-chip kamera berada dan beberapa element chip itu sendiri, bahkan uap kapur barus dapat juga menodai lensa. Kerusakan kamera akibat kapur barus biasanya tidak bisa diperbaiki lagi
Sebaiknya menyimpan kamera di tempat kedap udara ,misalnya lemari khusus kamera yang sejuk, kering dan tidak lembab. Namun karena lemari ini mahal, Anda bisa menggantinya dengan stoples (tempat kue atau kerupuk ukuran besar yang bertutup rapat) kemudian tambahkan Silica Gel yang dapat menyerap kelembaban. Atau bisa juga Anda membuat lemari khusus berupalemari kayu yang berisi lampu pijar yang terus menyala dengan daya yang tidak terlalu besar. Posisikan lampu jangan terlalu dekat dengan kamera, apabila terlalu dekat, panas yang berlebihan dapat merusak kamera. Lampu pijar yang ideal adalah 5 watt, dengan jangkauan 40 cm di atas (sebaiknya jangan di bawah) kamera atau perlengkapan lainnya. Sebelum menyimpan kamera, bukalah dahulu pembungkus kamera atau tudung yang membungkusnya guna menghindari lembabnya lensa dan bersihkan dari debu-debu yang mungkin menyelip di sana-sini. Untuk penyimpanan cukup lama lepaskanlah semua baterai di dalam kamera.
Hindari dari sengatan matahari, apabiila Anda bepergian ke mana
saja dengan membawa kamera, perlakukanlah kamera itu seperti barang "kesayangan". Jangan sampai terjemur atau terkena sengatan sinar matahari yang berlebihan. Sebab panas yang tinggi dapat merusak bagian-bagian kamera yang terbuat dari plastik dan karet serta dapat merusak elemen-elemen elektroniknya.
Hindari dari goncangan, apabiila Anda membawanya jangan lupa menaruhnya di dalam tas khusus kamera guna guna menghindari guncangan di kendaraan. Kamera yang berada didalam tas khusus akan terhindar dari benturan-benturan antara peralatan. Ada baiknya tas kamera selalu di pegang jika terjadi guncangan yang berlebihan dan jangan meletakkan di sembarang tempat, contohnya bagasi mobil. Usahakan selalu meletakkan kamera di tempat yang aman misalnya jok mobil. Bila menggunakan motor kamera dapat diselempangkan di badan, jangan sekali-kali di taruh di laci, khususnya Vespa.
Bersihkan kamera dan lensa, ada baiknya kamera dibersihkan seminggu sekali dan dibersihkan sendiri. Untuk bagian luar bisa menggunakan lap kering yang bersih dan tidak kasar. Untuk bagian dalam haruslah hati-hati. Pergunakan blower atau peniup yang banyak dijual di toko kamera. Sebagai pasangan blower bisa juga kuas berukuran 1/2 inci yang belum pernah dipakai kepada benda lain atau untuk keperluan lainya. Untuk membersikan lensa yang terkena noda, misalnya terkena jari yang berminyak atau air dari keringat pemakai dan kulit muka, jangan menggunakan dengan jari atau tangan, pakailah tissue khusus untuk kamera yang telah banyak di jual di toko. Untuk menghindari goresan, sebaiknya lensa mempunyai filter ulir yang terpasang permanen di bagian depannya. Filter yang umum menjadi pelindung adalah filter UV (Ultra Violet) atau filter skylight. Sedangkan untuk menghindari goresan di bagian belakang lensa, usahakan selalu memasang body cup penutup saat lensa dilepas dari badan kamera.
Servis di tempat khusus dalam jangka panjang, setahun atau dua tahun sekali, ada baiknya kamera di servis ke tempat khusus “servis besar” yang telah terpercaya. ini meliputi pembersihan bagian dalam seperti pembersihan lensa dari jamur yang menempel atau juga penyesuaian setelan-setelan utama kamera seperti penyesuaian kecapatan rana. Usahakan selalu menyervis kamera di dealer resmi. Jangan terlampau sering mencuci lensa atau membersihkan bagian dalamnya bila berjamur karena Kaca lensa yang begitu peka, maka Makin sering dibersihkan dapat mengakibatkan mutu gambar akan menurun. Untuk menjaga dan merawatnya janganlah simpan di lemari pakaian. karena dapat mengundang jamur yang menempel di lensa bagian dalam.
Jangan terkena air laut, apabila sedang berekreasi ke pantai bersama keluarga maupun teman-teman, hati-hatilah dengan kamera yang dibawa. Air laut sangat jahat terhadap kamera. Percikan air laut yang halus seringkali tidak tampak dan dapat menjadi sumber karat yang sangat potensial. Seusai rekreasi di pantai pembersihan kamera wajib dilakukan sesegera mungkin. Biasanya hal ini seringkali terlupakan oleh kita. Pembersihan harus ekstra hati-hati. Uap air laut seringkali meninggalkan butir-butir garam yang menyebabkan karat pada kamera. Jangan lupa membersihkannya bila memakai di daerah yang berdekatan dengan pantai atau air laut. Bila kamera Anda terjebur ke air laut atau kecipratan air yang cukup banyak, untuk mengantisipasinya, jangan tunda, langung rendam kamera Anda ke
dalam air tawar, kemudian bilaslah berkali-kali untuk menghilangkan noda-noda air laut. Setelah dibilas sampai bersih, simpanlah dan segera bawa ke ahli untuk membersihkannya. Bila pembilasan air ini tidak dilakukan sesegera mungkin, kamera yang tercebur ke dalam air laut tidak bisa diselamatkan. Proses pengerusakan oleh air laut berlangsung sangat cepat dan dalam hitungan menit setelah kamera tercebur.
Fotografi berasal dari bahasa Latin, yaitu fotos yang berarti cahaya dan grafia yang berarti melukis/ menggambarkan sesuatu. Jadi fotografi berarti melukiskan atau menggabungkan suatu bentuk melalui media cahaya.
Tujuan fotografi dalam kegiatan alam bebas dapat bervariasi, antara lain untuk hobi diri sendiri ataupun untuk dipertunjukkan pada orang lain, disamping itu fotografi dapat berfungsi untuk penelitian, penerangan, informasi, penemuan, pencacatan, dokumentasi, pegungkapan pribadi, hiburan, dan lain-lain.
KAMERA
Komponen utama dalam fotografi adalah kamera. Kamera pada dasarnya adalah sebuah kotak yang dilengkapi berbagai macam fasilitas pendukung untuk menentukan hasil gambar. Kemajuan di bidang teknologi media rekam telah mendorong perkembangan bentuk dan jenis kamera, hal ini seperti yang tercatat dalam sejarah fotografi selama tahun 1880 hingga 1890-an yaitu banyak diproduksi berbagai macam jenis dan bentuk kamera sehingga digunakan untuk aneka bahan film, baik film potongan maupun film gulungan. Hingga saat ini telah ditemukan beragam jenis kamera, ada beberapa jenis kamera. Antara lain.
Kamera instamatic atau kamera saku : kamera ini berukuran kecil sehingga dapat dimasukkan dalam saku. Kamera ini tidak memiliki pengaturan kecepatan rana dan diafragma.
Kamera kompak : Berukuran lebih besar dari kamera instamatic, Kamera ini juga tidak memiliki pengaturan kecepatan rana dan diafragma. namun memiliki sistem drop in loading film, autorewinder, self eksposure dan double eksposure untuk memudahkan pemakaian.
Kamera Single Lens Reflector (SLR) : Dari beberapa bentuk dan jenis kamera yang telah dibuat dan diproduksi, kamera jenis SLR merupakan produk unggulan yang mampu digunakan berbagai kegiatan karena kamera SLR memiliki pengaturan kecapatan rana, diafragma, fokus serta fitur-fitur lainnya. Oleh sebab itu, kamera jenis ini biasa digunakan oleh fotografer profesional.
LENSA
Lensa pada kamera diibaratkan mata manusia. Lensa kamera berfungsi untuk melihat sesuatu objek atau momen yang selanjutnya diterima otak dan dianalisis sehingga dapat menimbulkan ide gagasan atau gambar bayangan. Lensa kamera terdiri dari rangkaian komponen lensa-lensa yang berguna untuk menangkap momen atau objek dan selanjutnya hasil bayangan atau gambar cermin tersebut diterima plat film untuk direkam. Dari hasil rekaman plat film tersebut kemudian digunakan sebagai media reproduksi atau penggandaan gambar (fotografi).
Pembagian ukuran lensa adalah sebagai berikut.
Ultrawide-angles (20mm and wider) : Lensa jenis ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk karya seni karena dapat menghasilkan gambar cermin secara keseluruhan objek. Kelemahan dengan lensa tersebut, pada sudut gambar terkesan lengkung (distorsi) karena dipengaruhi karakter kaca lensa. Untuk menghadirkan gambar space atau landscape penggunaan komponen lensa jenis ini sangat mendukung.
Wide-angles (24-50mm) : tipe lensa jenis ini mempunyai kemampuan untuk menyajikan gambar yang luas. Dengan bukaan lensa atau memiliki cekungan kaca lensa antara 46°-70° mampu menghadirkan ketajaman gambar tanpa mengalami distorsi yang berarti
Standard lenses (around 50mm) : sebagian besar kamera menggunakan lensa normal untuk menghasilkan gambar seperti apa adanya, yaitu mempunyai titik tengah 50mm atau tipe 35mm-70mm.
Telephoto lenses (80-250mm) : telephoto lenses merupakan komponen lensa yang digunakan untuk menangkap objek jarak pandang yang jauh. Fasilitas komponen pada lensa jenis tersebut adalah mendekatkan objek.
Super telephoto (250 and above) : komponen lensa jenis ini terdiri dari beberapa fasilitas yang tersusun dalam satu rangkaian. Secara teknis lensa jenis super telephoto dilakukan secara manual untuk membantu menyajikan hasil gambar. Jenis lensa tersebut sangat cocok untuk menghadirkan jarak pandang yang tidak terhingga jaraknya.
FILM
Film merupakan sarana untuk menyimpan data-data visual dan dapat digunakan sebagai media reproduksi gambar. Film untuk fotografi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu negative film dan slide. Film negatif bila digunakan untuk merekam dapat menghasilkan bayangan objek negatif yang selanjutnya dapat digunakan sebagai media reproduksi gambar (afdrug) sesuai dengan objek aslinya. Sedang film positif atau slide dapat menghasilkan gambar bayangan sesuai dengan objeknya dalam format film. Film positif sering digunakan untuk merekam objek dan selanjutnya diproses guna menghasilkan gambar positif yang berfungsi untuk ditayangkan melalui prasarana proyektor.
Industri film fotografi telah menentukan nilai kepekaan dan kondisi film yang ditandai kode A S A (American standards Association), D I N (Deutsche Industrie Norm), I S O (International Standards Organization). Untuk jenis film yang diberi kode ASA dan ISO mempunyai persamaan nomor sehingga dapat digunakan secara umum. Masing-masing jenis film yang diberi kode ASA atau ISO dengan nomor tertentu mempunyai nilai kepekaan yang berbeda, nomer kecepatan film yang digandakan atau dikurangi akan menentukan hasil pemotretan. Maka perlu diperhatikan apabila berkeinginan untuk merekam suatu peristiwa atau menangkap momen tertentu, perhatikan cuaca, suasana, dan obyek yang akan direkam
Slow 25-64 ISO : Kepekaan film ISO 25-64 dapat diklasifikasikan pada kelompok lambat, hal ini memberi gambaran secara terperinci untuk menghasilkan bayangan obyek sangat jelas /tajam. Sebab, seluruh butiran kecil dan kekontrasan memenuhi warna. Ukuran ISO 25-64 adalah ukuran kepekaan film yang sangat ideal untuk memotret bangunan, lukisan, atau merekam benda mati. Namun harus dihindari kondisi-kondisi pencahayaan sangat terang.
Medium 100-200 ISO : Ukuran medium ISO 100-200 adalah klasifikasi kepekaan film yang paling popular karena sering digunakan untuk memotret dan apabila dicetak atau direproduksi gambar-gambar yang dihasilkan jelas dan tajam. Hal ini dikarenan butiran-butiran warna halus dengan komposisi warna yang sempurna sehingga hasil reproduksi nada warna sangat baik. Film dengan ukuran medium ISO 100-200 sangat ideal untuk merekam obyek dengan suasana musim panas atau di bawah sinar matahari, dan ketika memotret dapat mengantisipasi kondisi cahaya dengan baik.
Fast 400 ISO : Ukuran film ISO 400 memiliki kepekaan cahaya yang baik, terutama untuk pengambilan obyek dengan kondisi mendung atau cahaya ringan. Penggunaan film ukuran ISO 400 sangat praktis karena mampu merekam obyek dalam cuaca kuran terang meskipun tanpa menggunakan lampu tambahan (flash). Kualitas hasil sangat tajam, lapisan peka cahaya sangat halus sehingga mampu menghasilkan komposisi warna meningkat secara dramatis. Dengan lapian peka cahaya yang sangat halus sangat memungkinkan sekali untuk memotret obyek yang kecil dengan suasana sedikit cahaya, atau memotret dengan cahaya terang namun menggunakan diafragma bukaan sempit dan kecepatan tinggi.
DIAFRAGMA DAN KECEPATAN RANA
Diafragma adalah pengatur besar kecilnya intensitas cahaya cahaya masuk ke kamera. Fungsi diafragma tidak jauh berbeda dengan fungsi pupil pada mata karena pada prinsip kerja kamera meniru mata manusia. Biasanya dilambangkan dengan f. Besar bukaan diafragma dilambangkan dengan angka, semakin besar angka yang ditunjuk semakin kecil bukannya dan semakin sedikit cahaya yang masuk, begitu pula sebaliknya. Ukuran besar bukaan difragma, antara lain: f/4, f/ 5.6, f/8, f/11, f/16 dan f/22.
Kecepatan rana adalah kecepatan daya tangkap (kecepatan buka-tutup rana) terhadap cahaya yang masuk dalam kamera. Semakin besar angka kecepatan rana, semakin cepat kecepatan buka-tutup rana, begitu pula sebaliknya. Kecepatan rana tinggi digunakan dalam pemotretan dengan cahaya yang kuat atau dibawah terik matahari, dan kecepatan rana rendah digunakan dalam pemotretan dengan cahaya yang minim atau pada malam hari. Ukuran kecepatan rana, antara lain: 1/2000, 1/1500, 1/1000, 1/750, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2 dan B (bulb).
Besar bukaan difragma dan kecepatan rana saling mempengaruhi satu sama lain untuk mendapatkan hasil gambar yang tidak terlalu terang (over-exposure) maupun terlalu gelap (under-exposure). Pengaturan diafragma dan kecepatan juga sangat bergantung pada pengalaman fotografer dalam melihat pencahayaan sekitar obyek. Oleh sebab itu dibutuhkan latihan-latihan yang dapat mengasah kepekaan. Berikut adalah contoh pengaturan difragma dan kecepatan rana dengan standar ISO 200.
Cuaca mendung : 1/60 - f/4
Cuaca cerah : 1/125 - f/5.6
Cuaca terik : 1/250 - f/11
Malam hari : 1/2 atau B - f/4
KOMPOSISI PENGAMBILAN GAMBAR
Ketika sedang mengambil gambar, usahakan jangan terpaku dengan sudut datar pengambilan gambar. Jelajahilah obyek dari berbagai macam sudut dan temukan sudut-sudut yang menarik untuk menghasilkan gambar yang menarik pula.
Kecuali ingin melakukan pengambilan gambar dengan teknik siluet, usahakan menghindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Usahakan subyek foto menghadap sumber cahaya agar gambar yang di hasilkan cukup terang.
Dalam komposisi pengambilan gambar, umumnya pandangan seseorang akan tertumpu pada obyek yang berada di tengah sehingga mudah terlihat kekurangannya, oleh sebab itu untuk mengecoh pandangan penikmat foto, dapat diubah penempatan posisi obyek. Berikut diagram komposisi pengambilan gambar yang dapat membantu menjadikan foto dengan komposisi yang menarik.
FOTOGRAFI DIGITAL
Perbedaan mendasar antara fotografi digital dan fotografi analog terletak pada penggunaan film, dimana fotografi digital tidak menggunakan film. Foto digital murni adalah foto yang sejak pemotretan, pemrosesan hingga penyimpanan mnggunakan sarana digital, seperti kamera digital untuk pemotretan, disket / cd untuk media penyimpanan data dan program komputer untuk mengolah data, sampai sarana digital lain untuk outputnya.
Kelebihan dan Kekurangan Fotografi Digital
Kelebihan
Hasil pemotretan dapat dilihat lebih cepat pada layar LCD di kamera digital.
Dengan dukungan peralatan elektronik, karya foto dapat digunakan untuk pameran (display), penerbitan dan pengiriman foto jarak jauh (mamalui email) dalam waktu yang relatif singkat.
Relatif lebih murah karena tidak menggunakan film (bebas biaya cuci cetak).
Mudah dalam pengoperasiannya.
Lebih mudah diproses, dukungan komputerisasi dapat memberikan efek khusus, seperti penyesuaian kontras dan koreksi warna.
Hasil yang permanen (tahan lama), karena foto digital tidak akan mengalami perubahan warna maupun ketajaman gambar. Berbeda dengan karya foto konvensional yang dapat berubahah warna (rusak) jika melewati masa kadaluarsanya.
Ramah lingkungan, karena fotografi digital tidak menggunakan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dalam pemrosesannya.
Kekurangan
Kamera digital dengan resolusi tinggi masih relatif mahal.
Diperlukan komputer untuk melengkapi pengolahan image digital (menyunting, memperbaiki, memanipulasi, mencetak hingga mengirim email).
Pemahaman spesifikasi peralatan, operasi komputer, tekhnologi scanner dan printer diperlukan agar image yang dihasilkan sesuai dengan keinginan.
Pengoperasian kamera digital memerlukan baterai, selain baterai kamera digital cenderung lebih boros dibanding kamera konvensional.
Jika ingin mencetak image, diperlukan printer kualitas foto dengan tinta dan kertas kualitas bagus.
Ukuran Image dan Resolusi
Pixel, berasal dari kata picture dan element yang dihubungkan dengan huruf x yang melambangkan koordinat cartesian. Setiap pixel dalam image dapat memeberikan juataan kemungkinan kombinasi warna sehingga dapat menyimulasikan warna.resolusi pixel berhunbungan dengan masalah dimensi suatu image, semakin besar pixel maka semakin besar dimensi imege yang diperoleh, dengan kata lain, kualitas image akan tetap terjaga (tidak pecah).
Resolusi, resolusi image adalah jumlah pixel yang ditampilkan tiap unit dari panjang suatu image yang biasanya diukur dalam pixel tiap inch (ppi). Resolusi image dan ukuran pixel selalu berhubungan. Detai suatu image akan tergantung pada ukuran pixelnya dan resolusi image akan mengatur seberapa besar ruang untuk pixel yang ditampilkan. Resolusi image yang lebih tinggi umunya akan menghasilkan gambar yang lebih detail dan transisi warna yang lebih baik. Sebaliknya dengan resolusi rendah yang menyebabkan gambar pecah atau kasar.
Fasilitas pada Kamera Digital
LCD
LCD (Liquid Cristal display) merupakan sebuah layar monitor yang membantu fotografer melihat obyek yang kan difoto dan hasil rekaman gambar yang telah diambil.
Interface USB
Sebagian besar kamera digital telah dilengkapi interface USB untuk mentransfer data ke komputer.
Video dan Auto Recoding
Pada beberapa kamera digital terdapat fitur audio + auto recording untuk merekam gambar bergerak (video) dengan audio yang biasanya limited (dibatasi memory card).
Zoom
Kamera digital biasanya memiliki zoom digital, zoom optikal atau keduanya.
Zoom optikal, merupakan zoom yang sebenarnya, memungkinkan untuk mengambil foto jarak jauh tanpa menurunkan kualitas gambar.
Zoom digital, merupakan trik interpolasi atau pembesaran pixel yang dapat juga dilakukan menggunakan software penyunting foto.
Dalam pemotretan lebih baik gunakanlan zoom optikal dan sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital karena penggunaan zoom digital dapat mengakibatkan penurunan kualitas gambar sehingga gambar terlihat pecah
White Balance
White balance merupakan fasilitas untuk mensiasati kendala pemoteretan di berbagai kondisi pencahayaan.
Auto white balance, mengatur white balance secara otomatis untuk cahaya dengan suhu warna antara 4200 -70000 K.
Florescent, memperbaiki warna obyek yang berada di bawah cahaya lampu neon. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 45000 K.
Incandescent, memperbaiki warna obyek yang berada di bawah cahaya lampu pijar. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 30000 K.
Sunny, memeperbaiki warna obyek yang berada di bawah sinar matahari langsung. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 60000 K.
Cloudy, memperbaiki warna obyek yang berada di bawah langit yang berawan. Suhu warna diperbaiki sampai kira-kira 7000-80000 K.
Makro
Fasilitas ini merupakan fasilitas untuk melakukan pemotretan dengan jarak yang sangat dekat dengan obyek. Beberapa kamera digital mempunyai kemampuan memotret makro hingga 1 cm bahakan kurang dari 1 cm (dengan obyek yang cukup pencahayaannya).
Mode pemotretan
Aperture priority, fasilitas prioritas bukaan diafragma, mode ini memprioritaskan bukaan diafragma pada saat pemotretan dan kamera mengatur kecepatan rana secara otomatis. Biasanya terdapat pada kamera profesional.
Shutter priority, fasilitas prioritas kecepatan rana, mode ini memprioritaskan kecepatan rana yang diinginkan pada saat pemotretan dan kamera mengatur bukaan diafragma secara otomatis. Biasanya terdapat pada kamera profesional.
Manual, fasilitas yang mengatur sendiri bukaan diafragma dan kecepatan rana yang diinginkan. Biasanya terdapat pada kamera profesional.
Portrait, mode ini digunakan untuk merekam potret wajah di outdoor dengan latar belakang yang dibuat blur / kabur sehingga obyek akan terfokus jelas.
Sport, unutk merekan obyek yang bergerak, biasanya digunakan pada event olahraga.
Landscape, mode untuk merekam pemandangan yang akan meningkatkan warna biru langit dan warna hijau daun, pada prinsipnya menggunkaan fungsi filter ND (natural density).
Close up, mode untuk melakukan pemotretan close-up (jarak dekat) sehingga dapat menonjolkan detail dari obyek.
Night scene, berguna untuk mengambil gambar obyek di waktu malam. Penggunaan mode ini disarankan menggunakan tripod.
Lampu Kilat
Biasanaya fitur auto flash selalu terdapat pada kamera otomatis, khususny akamera kompak digital. Untuk menghasilkan foto-foto yang tampak natural dengan lampu kilat, ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan.
Red eye reduction, digunakan untuk mencegah timbulnya hasil pemotretan dengan mata berwarna merah karena pupil mata yang tidak bereaksi cepat ketika cahaya lampu kilat masuk ke retina sehingga pantulan cahaya pada retina (yang poenuh dengan pembuluh dara berwarna merah) ke kamera. Pada mode ini, lampu kilat akan melepaskan beberapa flash utama agar pupil menyesuaikan terlebih dahulu.
Flash compensation, dengan fitur ini intensitas output flash dapat diatur sehingga rasio antara cahaya yang tersedia dengan cahaya dari flash menjadi seimbang.
Slow synchro, mode ini menggabungkan kecepatan ran alambat (slow shutter) dengan fill flash sehingga obyek dan latar belakangnya terekam jelas. Mode ini digunakan pada malam hari dan disarankan menggunakan tripod.
Forced flash, mode ini memaksa lampu kilat meyala, sebaiknya digunakan jika subyek membelakangi cahaya dan lampu kilat dikompensasi minus 0,7-1 stop.
JENIS-JENIS KAMERA DIGITAL
Pada dasarnya kamera digital dikelompokkan menjadi empat golongan berikut ini :
Kamera digital untuk life style dan fun : Kamera ini memiliki bentuk yang unik, stylish, multi fungsi, berukuran mungil dan mudah dibawa. Kamera jenis ini biasanya mempunyai fitur-fitur seperti fitur rekam-suara, pemutar MP3 serta fungsi-fungsi lainnya. Namun resolusi rekaman gambar yang dihasilkan tidak terlalu besar, sehingga bisa digunakan untuk sharing foto melalui e-mail. Jenis ini populer di kalangan anak muda dan selebritis.
Kamera digital low-end : Kamera ini merupakan kamera yang ditujukan untuk pemula atau dokumentasi keluarga. Image yang dihasilkan beresolusi tinggi relatif rendah sampai 2,2 mega bytes (standard 320 x 240 pixel). Resolusi tersebut memungkinkan kualitas gambar yang tetap baik untuk pencetakan foto ukuran 3 sampai 4 R. Rata-rata memiliki lensa zoom dengan ukuran kecil dan ringan. Fitur yang ditawarkan serba otomatis sehingga tidak terlalu repot dalam pengaturan pengoperasiannya.
Kamera digital midrange : Kamera jenis ini ditujukan untuk para pengiat fotografi yang memerlukan resolusi 640 x 480 pixel atau lebih dalam membentuk sebuah image. Meski belum sepenuhnya bisa tukar-lepas lensa, umumnya menyediakan lensa vario dari sudut lebar hingga tele. Fitur di kamera jenis ini sudah memungkinkan mengatur pencahayaan secara manual, dengan prioritas bukaan diafragma atau prioritas kecepatan rana. Kamera midrange memiliki media penyimpanan data yang cukup untuk pencetakan hingga 10R.
Kamera high-end : Kamera jenis ini memiliki kemampuan unutk lepas tukar lensa seperti pada kamera SLR konvensional. Resolusinya mencapai 6 mega pixel atau lebih sehingga cukup memadai kebutuhan profesional, majalah, jurnalistik dan poster. Kualitas gambar yang dihasilkan prima, selain itu fitur-fitur yang dibuat pun seperti kamera SLR, seperti bracking, kompensasi pencahayaan, serta bidik continue.
Tips membeli kamera digital
Menentukan pembelian berdasarkan kebutuhan, kebutuhan akan kamera bagi tiap-tiap orang tentu berbeda. Untuk kebutuhan membuat foto yang akan dipasang di situs web atau berkirim email, kemera digital dengan resolusi 1 mega pixel sudah cukup. Namun, untuk fotografer profesional, kamera dengan resolusi diatas 5 mega pixel dapat menjadi pilihan.
Lensa dan kemampuan zoom, pilih kamera dengan kualitas lensa yang baik, perhatikan juga kemamouan optical dan digital zoom-nya. Besarnya optical zoom lebih bermakna dibandingkan digital zoom yang hanya membantu memperbesar obyek dengan konsekuensi foto akan tampak kasar.
Sistem pengukuran cahaya, kecepatan pencahayaan (exposure) merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk menghasilkan gambar yang baik. Pengukuran cahaya untuk menentukan kecepatan rana (shutter) dan bukaan difragma (aperture) berdasarkan pilihan ISO yang ditentukan, pada kebanyakan kamera dilakukan secara TTL (through the lens). Perhatikan pula pilihan sistem pengukuran cahayanya, seperti centre-weighted, spot, atau average. Beberapa variasi lainnya tergantung pada merk kamera. Nikon menyebutnya matrix, Canon memakai istilah evaluative, Olympus dengan digital ESP, dan Minolta dengan 256 zone.
Kemudahan penggunaan, pertimbangkan ukuran dan desain kamera yang ergonomis dalam pegangan, tombol dengan keterangan yang jelas, susunan menu yang jelas dan mudah dalam penggunaan. Bandingkan model-model yang ada dan luangkan membaca buku manual ketika membel kamera.
Fasilitas tambahan, selain digunkan untuk memotret, sebagian kamera digital menyertakan fasilitas audio dan video recordingfasilitas tersebut dapat menjadi pertimbangan yang menarik.
Media penyimpanan, sebagai pengganti film kemera digital memerlukan media penyimpanan digital seperti momory card. Sebaiknya pilih memory card yang sama dengan piranti digital yang dimiliki (seperti komputer, PDA dan laptop). Selain itu pilih kapasitas memory card sesuai dengan kebutuhan, kerana semakin besar kapasitasnya, semakin mahal harganya.
Sumber daya dan daya tahan baterai, pilih akmera dengan sumber daya yang murah, mempunyai daya tahan yang cukup lama, mudah dirawat dan didapat.
UKURAN PENCETAKAN
Ukuran pencetakan beserta resolusi yang dibutuhkan.
3R = 8,9 x 12,7 cm @ 300 dpi = 1051 x 1500 pixel
4R = 10,2 x 15,2 cm @ 300 dpi = 1205 x 1795 pixel
5R = 12,7 x 17,8 cm @ 300 dpi = 1500 x 2102 pixel
6R = 15,2 x 21,6 cm @ 300 dpi = 1795 x 2551 pixel
8R = 20,3 x 30,5 cm @ 300 dpi = 2398 x 300 pixel
8R Plus = 20,3 x 30,5 cm @ 300 dpi = 2398 x 3602 pixel
10R = 25,4 x 30,5 cm @ 300 dpi = 3000 x 3602 pixel
10R Plus = 25,4 x 38,1 cm @ 300 dpi = 3000 x 4500 pixel
PERALATAN TAMBAHAN
Tele converter, alat tambahan yang dipasang di depan lensa untuk mendapatkan efek tele fotografi.
Wide converter, alat tambahan yang dipasang di depan lensa untuk mendapatkan efek wide.
Tudung lensa, alat tambahan yang dipasang di depan lensa untuk melindungi lensa dari cahaya yang terlalu terik pada saat pemotretan.
Filter, sistem optis pembantu yang biasa dipasang di dean lensa dan dapat memodifikasi gambar asli saat dipotret. Beberapa jenis filter dapat mengubah warna-warni, melembutkan atau menciptakan efek baru pada gambarnya.
Waterproof case, kamera sangat peka terhadap air dan kelembaban, alat ini dapat melindungi kamera saat udara lembab atau hujan bahkan dapat digunakan untuk pemotretan bawah air.
Tripod, atau kaki tiga digunakan untuk menyangga kamera untuk mendapatkan posisi kamera yang stabil sehingga mencegah gambar kabur, biasanya digunakan pada pemotretan di malam hari atau dengan kecepatan rana yang rendah
CARA MEMEGANG KAMERA
Agar posisi kamera stabil, jika memungkinkan sandarkan tubuh pada tembok, bertumpu pada kursi tau benda-benda lain. Jika tidak berdirilah kokoh dan pegang kamera dengan kedua tangan. Biasanya secara tidak kita sadari pada saat memegang kamera, kita hanya memegang kamera oada ujung-ujungnya, jari menghalangi lensa atau memengang kamera dengan satu tangan. Yang demikian itu sangat tidak dianjurkan, berikut beberapa gambar yang menunjukkan cara memegang kamera dengan benar .
TIPS MERAWAT KAMERA
Hindari kapur barus, jangan menyimpan kamera didalam lemari yang telah diisi kapur barus atau kamper. Karena kapur barus termasuk benda perusak yang dapat menyekat-nyekat kamera dan bagian lainya yang terbuat dari bahan karet. Pada kamera elektronik kapur barus bisa merapuhkan PCB (Printed Circuit Board) yaitu tempat chip-chip kamera berada dan beberapa element chip itu sendiri, bahkan uap kapur barus dapat juga menodai lensa. Kerusakan kamera akibat kapur barus biasanya tidak bisa diperbaiki lagi
Sebaiknya menyimpan kamera di tempat kedap udara ,misalnya lemari khusus kamera yang sejuk, kering dan tidak lembab. Namun karena lemari ini mahal, Anda bisa menggantinya dengan stoples (tempat kue atau kerupuk ukuran besar yang bertutup rapat) kemudian tambahkan Silica Gel yang dapat menyerap kelembaban. Atau bisa juga Anda membuat lemari khusus berupalemari kayu yang berisi lampu pijar yang terus menyala dengan daya yang tidak terlalu besar. Posisikan lampu jangan terlalu dekat dengan kamera, apabila terlalu dekat, panas yang berlebihan dapat merusak kamera. Lampu pijar yang ideal adalah 5 watt, dengan jangkauan 40 cm di atas (sebaiknya jangan di bawah) kamera atau perlengkapan lainnya. Sebelum menyimpan kamera, bukalah dahulu pembungkus kamera atau tudung yang membungkusnya guna menghindari lembabnya lensa dan bersihkan dari debu-debu yang mungkin menyelip di sana-sini. Untuk penyimpanan cukup lama lepaskanlah semua baterai di dalam kamera.
Hindari dari sengatan matahari, apabiila Anda bepergian ke mana
saja dengan membawa kamera, perlakukanlah kamera itu seperti barang "kesayangan". Jangan sampai terjemur atau terkena sengatan sinar matahari yang berlebihan. Sebab panas yang tinggi dapat merusak bagian-bagian kamera yang terbuat dari plastik dan karet serta dapat merusak elemen-elemen elektroniknya.
Hindari dari goncangan, apabiila Anda membawanya jangan lupa menaruhnya di dalam tas khusus kamera guna guna menghindari guncangan di kendaraan. Kamera yang berada didalam tas khusus akan terhindar dari benturan-benturan antara peralatan. Ada baiknya tas kamera selalu di pegang jika terjadi guncangan yang berlebihan dan jangan meletakkan di sembarang tempat, contohnya bagasi mobil. Usahakan selalu meletakkan kamera di tempat yang aman misalnya jok mobil. Bila menggunakan motor kamera dapat diselempangkan di badan, jangan sekali-kali di taruh di laci, khususnya Vespa.
Bersihkan kamera dan lensa, ada baiknya kamera dibersihkan seminggu sekali dan dibersihkan sendiri. Untuk bagian luar bisa menggunakan lap kering yang bersih dan tidak kasar. Untuk bagian dalam haruslah hati-hati. Pergunakan blower atau peniup yang banyak dijual di toko kamera. Sebagai pasangan blower bisa juga kuas berukuran 1/2 inci yang belum pernah dipakai kepada benda lain atau untuk keperluan lainya. Untuk membersikan lensa yang terkena noda, misalnya terkena jari yang berminyak atau air dari keringat pemakai dan kulit muka, jangan menggunakan dengan jari atau tangan, pakailah tissue khusus untuk kamera yang telah banyak di jual di toko. Untuk menghindari goresan, sebaiknya lensa mempunyai filter ulir yang terpasang permanen di bagian depannya. Filter yang umum menjadi pelindung adalah filter UV (Ultra Violet) atau filter skylight. Sedangkan untuk menghindari goresan di bagian belakang lensa, usahakan selalu memasang body cup penutup saat lensa dilepas dari badan kamera.
Servis di tempat khusus dalam jangka panjang, setahun atau dua tahun sekali, ada baiknya kamera di servis ke tempat khusus “servis besar” yang telah terpercaya. ini meliputi pembersihan bagian dalam seperti pembersihan lensa dari jamur yang menempel atau juga penyesuaian setelan-setelan utama kamera seperti penyesuaian kecapatan rana. Usahakan selalu menyervis kamera di dealer resmi. Jangan terlampau sering mencuci lensa atau membersihkan bagian dalamnya bila berjamur karena Kaca lensa yang begitu peka, maka Makin sering dibersihkan dapat mengakibatkan mutu gambar akan menurun. Untuk menjaga dan merawatnya janganlah simpan di lemari pakaian. karena dapat mengundang jamur yang menempel di lensa bagian dalam.
Jangan terkena air laut, apabila sedang berekreasi ke pantai bersama keluarga maupun teman-teman, hati-hatilah dengan kamera yang dibawa. Air laut sangat jahat terhadap kamera. Percikan air laut yang halus seringkali tidak tampak dan dapat menjadi sumber karat yang sangat potensial. Seusai rekreasi di pantai pembersihan kamera wajib dilakukan sesegera mungkin. Biasanya hal ini seringkali terlupakan oleh kita. Pembersihan harus ekstra hati-hati. Uap air laut seringkali meninggalkan butir-butir garam yang menyebabkan karat pada kamera. Jangan lupa membersihkannya bila memakai di daerah yang berdekatan dengan pantai atau air laut. Bila kamera Anda terjebur ke air laut atau kecipratan air yang cukup banyak, untuk mengantisipasinya, jangan tunda, langung rendam kamera Anda ke
dalam air tawar, kemudian bilaslah berkali-kali untuk menghilangkan noda-noda air laut. Setelah dibilas sampai bersih, simpanlah dan segera bawa ke ahli untuk membersihkannya. Bila pembilasan air ini tidak dilakukan sesegera mungkin, kamera yang tercebur ke dalam air laut tidak bisa diselamatkan. Proses pengerusakan oleh air laut berlangsung sangat cepat dan dalam hitungan menit setelah kamera tercebur.
Adventure: ILMU PENAKSIRAN
PENAKSIRAN
Penaksiran adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui panca indera, anggota tubuh, dan bantuan alat yang minimal. Panca indera dapat digunakan untuk menganalisis rasa, bau, suara, penglihatan dan perabaan. Untuk mempermudah penaksiran, sebaiknya kita mengetahui sebanyak mungkin segala sesuatu pada tubuh yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti panjang rentang tangan; panjang jengkal jari; lebar langkah kaki; panjang telapak kaki; tinggi badan; kecepatan jalan, setengah lari, lari; berat badan; dll. Perlu juga mengetahui ukuran Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan, seperti ukuran syal, sabuk, dll; dan benda-benda lain yang dapt dijadikan standar, seperti jarak tiang listrik, jarak tanam pohon karet, dll. Selain itu pengalaman dan pemikiran yang kreatif dan mau berpikir dua kali dari sudur pandang yang berbeda akan sangat membantu dan memudahkan untuk mendapat hasil yang akurat.
MENAKSIR LEBAR SUNGAI
Mengukur Lebar Sungai Tenang atau Danau
• Jatuhkan benda berat, misalnya batu, ke dalam air
• Perhatikan riak air yang berjlan menuju titik C dan perhatikan titik B yaitu riak yang sama saat riak air menyentuh titik C
• Ukur jarak A sampai B. Lebar sungai = A B
Mengukur Lebar Sungai Berarus Deras dengan Bantuan Topi
• Atur posisi ujung topi sehingga mata dapat melihat titi C (di seberang sungai) tepat di ujung topi D, posisi kepala harustegak.
• Putarkan kepala kita sehingga titik D akan satu garis dengan titik B. Titik B harus tepat di tepi sungai.
• Ukur jarak A B lebar sungai = A B
Mengukur Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga
• Tentukan titik X dan A (tempat kita berada).
• Berjalan dari A ke arah B sampai terjadi sudut AB-BX = 450. pengukuran sudut 450 dengan memanfaatkan sudut kacu.
• Ukur A B. Lebar sungai = A B
Catatan : cara ini menggunakan prinsi tangen 450 = 1, dimana panjang AX akan sama dengan AB jika sudut yang dibentuk pada B adalah 450.
Mengukur Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga
• Tentukan titik X yang dapat ditandai di seberang. Tentukan titik A di pinggir kita berada (tepat bersebrangan dengan X).
• Berjalan lurusepanjang penggir sungai sejauh AB (bebas jauhnya). Tandai titik B.
• Berjalan lagi sejauh BC. Jarak BC = AB.
• Berjalan arah CD (tegak lrus AC) sampai titik-titik D, B dan X terhubungkan berupa garis lurus.
• Ukur panjang CD, lebar sungai =CD
MENAKSIR DALAM SUNGAI
Di Daerah Hulu
Di daerah penampang cenderung berbentuk dan bagian tengahnya lebih dalam dari bagian tengahnya, maka pengukuran sukar dilakukan. Cara mengukur kedalamannya adalah :
• Ambil galah yang cukup panjang.
• Masukkan galah tersebut ke dalam sungai, usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai.
• Usahakan pengukuran dilakukan pada bagian tengah sungai.
• Lakukan pengukuran di beberapa tempat.
Di daerah hilir / muara
Sungai di daerah hilir cenderung berbentuk huruf, maka cara mengukur kedalamnya sama seperti diatas, tetapi dapat dilakukan dari tepi sungai dan pengurunnya lebih mudah daripada pengukuran di hulu. Secara praktis kedalaman sungai dapat diperkirakan dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan beriak-riak pada sungai yang cukup lebar maka dapat diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar satu meter. Sebaliknya apabila permukaan tenang, maka kedalamannya dapat diperkirakan lebih dari dua meter.
Menaksir Kecepatan Arus Sungai
Cara 1
• Letakkan benda terapung di titik O (benda akan hanyut).
• Setelah sekitar 15 menit (titik A), mulailah berjalan mengikuti benda tadi, sambil menghitung waktu hingga sampai di B (bertepatan dengan posisi benda X).
• Ukur jarak AB.
• Kecepatan arus sungai = jarak AB / waktu.
Cara 2
• Letakkan banda terapung di titik O. Setelah sekitar 15 meter dari titik O (titik A), berjalanlah kira-kira 50 langkah sambil memperhatikan benda tadi (langkah biasa yang kecepatannya dapat diperkiran).
• Setelah sampai di B, misalnya benda sampai di X.
• Ukur jarak AB dan AX
• Kecepatan arus sungai = (AX / BX) * kecepatan langkah.
Catatan : benda terapung yang dihanyutkan sedapat mungkin hanyut mendekati bagian tengah sungai (antara dua tepi sungai). Sebenarnya kecepatan yang paling besar terjadi di tengah sungai (jika sungainya lurus) dan kecepatan paling kecil di pinggir sungai.
MENAKSIR TINGGI
Tinggi Pohon dengan Bayang-Bayangannya
• Berdiri disamping pohon (A).
• Perhatikan ujung bayangan badan kita (B) dan ujung bayangan badan kita (B) dan ujung bsysngsn pohon (C). Ukur AB dan AC.
• Tinggi pohon (T) = ( AC / AB)*tinggi badan kita (t).
Tinggi Pohon Dengan Bandingan
Cara ini hanya mengkalikan tinggi benda yang dimaksud.
• Ukurlah badan teman dengan memberi tanda batas di ranting pada posisi jongkok.
• Kemudian ukurlah sisa tinggi pohon dibelakangnya (H).
• Bila sudut lengan sudah lebih dari 450 namun tinggi pohon belum habis berarti anda harus mundur.
Tinggi Tebing, Pohon dengan Dua Orang
• Pengamat mencari posisi jongkok, sehingga ujung kepala rekannya dan titik X (puncak pohon, tebing) berada pada satu garis lurus.
• Ukur AB dan AC.
t1 = tinggi jongkok pengamat (jarak mata ke tanah)
t2 = tinggi badan rekannya (bisa diganti tongkat atau lainnya).
Tinggi total , TT = (AC / BC)*(t2-t1)+t1
PENAKSIRAN WAKTU
Untuk menaksir waktu dapat digunakan Naismith’s Rule (aturan Naismith). Cara tersebut merupakan cara klasik dalam memperkirakan waktu tempuh. Menurut aturan ini, kecepatan rata-rata ornag berjalan di medan horizontal adalah adalah 5 km/jam dan setiap kenaikan 300 meter ditamabah 0,5 jam. Untuk kecepatan turun digunakan rumus : setiap penurunan 300 meter, waktu tempuhnya 5 km/jam ditambah 10 menit. Perhitungan ini berlaku untuk medan yang tidak bersemak, selain itu, waktu tempuh akan bervariasi bergantung pada hal-hal, seperti : keadaaN FISIK, BEBAN YANG DIBAWA, keadaan lintasan (berpasir, tanah keras, bersalju, dll.),kondisi cuaca.
Contoh : jika direncanakan perjalanan sejauh 10 km dengan pertambahan kenaikan vertikal 600 meter, maka waktu tempuh kita adalah :
PENAKSIRAN JARAK
Tabel yang dapat membantu dalam memperkirakan jarak :
• Obyek yang tampak dari ketinggian 150 meter :?????—kelupaan!!lliat di buku wanadri!!!
• Cermin survival : 1,6 – 3,2 km
• Asap putih : 19,2 km
• Cahaya senter (2 baterai), malam hari : 3,2 km
PENAKSIRAN CUACA
Seorang pendaki gunung harus dapat membaca tanda-tanda cuaca, diantaranya:
• Merah pada waktu malam hari, penanda cuaca baik.
• Merah pada waktu pagi, penanda akan turun hujan.
• Kuning pucat pada waktu matahari terbenam, penanda akan turun hujan.
• Embun dan kabut pada pagi-pagi benar, penanda cuaca bagus.
• Kalau matahari terbit dari awan yang tinggi, penanda angin.
• Dari bentuk-bentuk awan (lihat bagian awan).
• Dari sikap binatang:
• Laba-laba membuat sarang siang hari berarti cerah.
• Kodok ribut berarti akan hujan.
• Kambing mengembik ribut, berarti cuaca akan buruk.
• Dll.
• Dari kiat-kiat penduduk sekitar
MENENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS.
Dengan tanda-tanda alam, misalnya :
• Kuburan umat islam menghadap ke utara.
• Masjid menghadap ke kiblat, untuk Indonesia ke arah barat.
• Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari. Beberapa litatur menyebutkan pada bumi belahan utara, lumut akan tumbuh disisi utara dari batang pepohonan besar. Terkadang pengalaman memperlihatkan lumut tumbuh di sisi barat pada suatu kawasan yang mayoritas pohon besar. Pertumbuhan lumut dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh karena itu jangan menggunakan bantuan alam seperti ini sebagai patokan mutlak.
Dengan bayangan
• Pada lokasi datar dan terbuka, tancapkan tongkat (sekitar 1 meter) ke dalam tanah. Usahakan selurus mungkin. Tandai bayangannya sebagai satu titik. Tunggu sekitar 15 menit dan tandai lagi bayangannya yang baru. Hubungkan antara kedua titik. Garis yang terbentuk menunjukkan arah barat (titik pertama) dan timur (titik kedua). Arah utara dan selatan dapat ditentukan dari arah barat dan timur.
• Cara kedua menghasilkan arah yang lebih teliti tetapi memerlukan waktu yang lebih lama. Sama seperti cara sebelumnya, namun tanda bayangan pertama didapat waktu pagihari. Gambarkan busur dari titik tersebut dengan tongkat sebagai pusatnya. Pada siang hari bayangan akan memendek dan memanjang kembali waktu sore hari. Jika bayangan sore telah menyentuh busur lingkaran, tandai lagi yang terakhir ini. Garis antara kedua titik tersebut menunjukkan arah barat (titik pada pagi hari) dan timur (titik pada sore hari).
Dengan perbintangan
• Perhatikan arah bulan, bintang dan matahari yang terbit di timur dan terbenam di barat.
• Perhatikan rasi bintang Crux (bintang salib atau gubuk penceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon dari tempat kita dalah selatan. Penentuan arah dengan bantuan perbintangan memerlukan kesabaran. Selain rasi bintang Crux, di wilayah Indonesia, rasi scorpio, orion dapat terlihat dan membantu penentuan arah. Rasi ursa mayor, sekalipun dapat membantu penentuan arah tapi sulit ditemukan karena posisinya jauh dari utara.
Penaksiran adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui panca indera, anggota tubuh, dan bantuan alat yang minimal. Panca indera dapat digunakan untuk menganalisis rasa, bau, suara, penglihatan dan perabaan. Untuk mempermudah penaksiran, sebaiknya kita mengetahui sebanyak mungkin segala sesuatu pada tubuh yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti panjang rentang tangan; panjang jengkal jari; lebar langkah kaki; panjang telapak kaki; tinggi badan; kecepatan jalan, setengah lari, lari; berat badan; dll. Perlu juga mengetahui ukuran Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan, seperti ukuran syal, sabuk, dll; dan benda-benda lain yang dapt dijadikan standar, seperti jarak tiang listrik, jarak tanam pohon karet, dll. Selain itu pengalaman dan pemikiran yang kreatif dan mau berpikir dua kali dari sudur pandang yang berbeda akan sangat membantu dan memudahkan untuk mendapat hasil yang akurat.
MENAKSIR LEBAR SUNGAI
Mengukur Lebar Sungai Tenang atau Danau
• Jatuhkan benda berat, misalnya batu, ke dalam air
• Perhatikan riak air yang berjlan menuju titik C dan perhatikan titik B yaitu riak yang sama saat riak air menyentuh titik C
• Ukur jarak A sampai B. Lebar sungai = A B
Mengukur Lebar Sungai Berarus Deras dengan Bantuan Topi
• Atur posisi ujung topi sehingga mata dapat melihat titi C (di seberang sungai) tepat di ujung topi D, posisi kepala harustegak.
• Putarkan kepala kita sehingga titik D akan satu garis dengan titik B. Titik B harus tepat di tepi sungai.
• Ukur jarak A B lebar sungai = A B
Mengukur Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga
• Tentukan titik X dan A (tempat kita berada).
• Berjalan dari A ke arah B sampai terjadi sudut AB-BX = 450. pengukuran sudut 450 dengan memanfaatkan sudut kacu.
• Ukur A B. Lebar sungai = A B
Catatan : cara ini menggunakan prinsi tangen 450 = 1, dimana panjang AX akan sama dengan AB jika sudut yang dibentuk pada B adalah 450.
Mengukur Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga
• Tentukan titik X yang dapat ditandai di seberang. Tentukan titik A di pinggir kita berada (tepat bersebrangan dengan X).
• Berjalan lurusepanjang penggir sungai sejauh AB (bebas jauhnya). Tandai titik B.
• Berjalan lagi sejauh BC. Jarak BC = AB.
• Berjalan arah CD (tegak lrus AC) sampai titik-titik D, B dan X terhubungkan berupa garis lurus.
• Ukur panjang CD, lebar sungai =CD
MENAKSIR DALAM SUNGAI
Di Daerah Hulu
Di daerah penampang cenderung berbentuk dan bagian tengahnya lebih dalam dari bagian tengahnya, maka pengukuran sukar dilakukan. Cara mengukur kedalamannya adalah :
• Ambil galah yang cukup panjang.
• Masukkan galah tersebut ke dalam sungai, usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai.
• Usahakan pengukuran dilakukan pada bagian tengah sungai.
• Lakukan pengukuran di beberapa tempat.
Di daerah hilir / muara
Sungai di daerah hilir cenderung berbentuk huruf, maka cara mengukur kedalamnya sama seperti diatas, tetapi dapat dilakukan dari tepi sungai dan pengurunnya lebih mudah daripada pengukuran di hulu. Secara praktis kedalaman sungai dapat diperkirakan dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan beriak-riak pada sungai yang cukup lebar maka dapat diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar satu meter. Sebaliknya apabila permukaan tenang, maka kedalamannya dapat diperkirakan lebih dari dua meter.
Menaksir Kecepatan Arus Sungai
Cara 1
• Letakkan benda terapung di titik O (benda akan hanyut).
• Setelah sekitar 15 menit (titik A), mulailah berjalan mengikuti benda tadi, sambil menghitung waktu hingga sampai di B (bertepatan dengan posisi benda X).
• Ukur jarak AB.
• Kecepatan arus sungai = jarak AB / waktu.
Cara 2
• Letakkan banda terapung di titik O. Setelah sekitar 15 meter dari titik O (titik A), berjalanlah kira-kira 50 langkah sambil memperhatikan benda tadi (langkah biasa yang kecepatannya dapat diperkiran).
• Setelah sampai di B, misalnya benda sampai di X.
• Ukur jarak AB dan AX
• Kecepatan arus sungai = (AX / BX) * kecepatan langkah.
Catatan : benda terapung yang dihanyutkan sedapat mungkin hanyut mendekati bagian tengah sungai (antara dua tepi sungai). Sebenarnya kecepatan yang paling besar terjadi di tengah sungai (jika sungainya lurus) dan kecepatan paling kecil di pinggir sungai.
MENAKSIR TINGGI
Tinggi Pohon dengan Bayang-Bayangannya
• Berdiri disamping pohon (A).
• Perhatikan ujung bayangan badan kita (B) dan ujung bayangan badan kita (B) dan ujung bsysngsn pohon (C). Ukur AB dan AC.
• Tinggi pohon (T) = ( AC / AB)*tinggi badan kita (t).
Tinggi Pohon Dengan Bandingan
Cara ini hanya mengkalikan tinggi benda yang dimaksud.
• Ukurlah badan teman dengan memberi tanda batas di ranting pada posisi jongkok.
• Kemudian ukurlah sisa tinggi pohon dibelakangnya (H).
• Bila sudut lengan sudah lebih dari 450 namun tinggi pohon belum habis berarti anda harus mundur.
Tinggi Tebing, Pohon dengan Dua Orang
• Pengamat mencari posisi jongkok, sehingga ujung kepala rekannya dan titik X (puncak pohon, tebing) berada pada satu garis lurus.
• Ukur AB dan AC.
t1 = tinggi jongkok pengamat (jarak mata ke tanah)
t2 = tinggi badan rekannya (bisa diganti tongkat atau lainnya).
Tinggi total , TT = (AC / BC)*(t2-t1)+t1
PENAKSIRAN WAKTU
Untuk menaksir waktu dapat digunakan Naismith’s Rule (aturan Naismith). Cara tersebut merupakan cara klasik dalam memperkirakan waktu tempuh. Menurut aturan ini, kecepatan rata-rata ornag berjalan di medan horizontal adalah adalah 5 km/jam dan setiap kenaikan 300 meter ditamabah 0,5 jam. Untuk kecepatan turun digunakan rumus : setiap penurunan 300 meter, waktu tempuhnya 5 km/jam ditambah 10 menit. Perhitungan ini berlaku untuk medan yang tidak bersemak, selain itu, waktu tempuh akan bervariasi bergantung pada hal-hal, seperti : keadaaN FISIK, BEBAN YANG DIBAWA, keadaan lintasan (berpasir, tanah keras, bersalju, dll.),kondisi cuaca.
Contoh : jika direncanakan perjalanan sejauh 10 km dengan pertambahan kenaikan vertikal 600 meter, maka waktu tempuh kita adalah :
PENAKSIRAN JARAK
Tabel yang dapat membantu dalam memperkirakan jarak :
• Obyek yang tampak dari ketinggian 150 meter :?????—kelupaan!!lliat di buku wanadri!!!
• Cermin survival : 1,6 – 3,2 km
• Asap putih : 19,2 km
• Cahaya senter (2 baterai), malam hari : 3,2 km
PENAKSIRAN CUACA
Seorang pendaki gunung harus dapat membaca tanda-tanda cuaca, diantaranya:
• Merah pada waktu malam hari, penanda cuaca baik.
• Merah pada waktu pagi, penanda akan turun hujan.
• Kuning pucat pada waktu matahari terbenam, penanda akan turun hujan.
• Embun dan kabut pada pagi-pagi benar, penanda cuaca bagus.
• Kalau matahari terbit dari awan yang tinggi, penanda angin.
• Dari bentuk-bentuk awan (lihat bagian awan).
• Dari sikap binatang:
• Laba-laba membuat sarang siang hari berarti cerah.
• Kodok ribut berarti akan hujan.
• Kambing mengembik ribut, berarti cuaca akan buruk.
• Dll.
• Dari kiat-kiat penduduk sekitar
MENENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS.
Dengan tanda-tanda alam, misalnya :
• Kuburan umat islam menghadap ke utara.
• Masjid menghadap ke kiblat, untuk Indonesia ke arah barat.
• Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari. Beberapa litatur menyebutkan pada bumi belahan utara, lumut akan tumbuh disisi utara dari batang pepohonan besar. Terkadang pengalaman memperlihatkan lumut tumbuh di sisi barat pada suatu kawasan yang mayoritas pohon besar. Pertumbuhan lumut dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh karena itu jangan menggunakan bantuan alam seperti ini sebagai patokan mutlak.
Dengan bayangan
• Pada lokasi datar dan terbuka, tancapkan tongkat (sekitar 1 meter) ke dalam tanah. Usahakan selurus mungkin. Tandai bayangannya sebagai satu titik. Tunggu sekitar 15 menit dan tandai lagi bayangannya yang baru. Hubungkan antara kedua titik. Garis yang terbentuk menunjukkan arah barat (titik pertama) dan timur (titik kedua). Arah utara dan selatan dapat ditentukan dari arah barat dan timur.
• Cara kedua menghasilkan arah yang lebih teliti tetapi memerlukan waktu yang lebih lama. Sama seperti cara sebelumnya, namun tanda bayangan pertama didapat waktu pagihari. Gambarkan busur dari titik tersebut dengan tongkat sebagai pusatnya. Pada siang hari bayangan akan memendek dan memanjang kembali waktu sore hari. Jika bayangan sore telah menyentuh busur lingkaran, tandai lagi yang terakhir ini. Garis antara kedua titik tersebut menunjukkan arah barat (titik pada pagi hari) dan timur (titik pada sore hari).
Dengan perbintangan
• Perhatikan arah bulan, bintang dan matahari yang terbit di timur dan terbenam di barat.
• Perhatikan rasi bintang Crux (bintang salib atau gubuk penceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon dari tempat kita dalah selatan. Penentuan arah dengan bantuan perbintangan memerlukan kesabaran. Selain rasi bintang Crux, di wilayah Indonesia, rasi scorpio, orion dapat terlihat dan membantu penentuan arah. Rasi ursa mayor, sekalipun dapat membantu penentuan arah tapi sulit ditemukan karena posisinya jauh dari utara.
Adventure: IKLIM, MEDAN DAN ILMU PENAKSIRAN
IKLIM, MEDAN DAN ILMU PENAKSIRAN
Pengetahuan tentang iklim, medan dan ilmu penaksiran perlu bagi seorang penggiat alam bebas untuk membantu merencanakan suatu perjalanan.
IKLIM
Iklim adalah keadaan atmosfer berdasarkan kedudukan sebuah tempat di muka bumi. Kedudukan tersebut baik disebabkan oleh tingginya terhadap permukaan laut, maupun posisinya berdasarkan lintang bumi.iklim mencakup waktu yang lebih lama dan daerah yang lebih luas daripada musim dan cuaca.
Musim adalah keadaan atmosfer berdasarkan akibat posisi bumi terhadap matahari. Posisi bumi akan mempengaruhi musim yang terjadi di suatu iklim itu. Musim mencakup waktu yang berulang dan teratur serta mencakup daerah yang cukup lebar dan tetap.
Cuaca adalah keadaan atmosfer yang langsung dapat dirasakan (suhu, kelembaban, angin) dan dapat dilihat (awan ombak, benda langit) oleh pengamat. Mencakup waku yang singkat dan tidak berulang serta mencakup daerah yang sempit dan acak.
Jenis-Jenis Iklim
Iklim dapat dibagi atas iklim yang dipengaruhi oleh matahari dan iklim yang terjadi karena kondisi geografisnya.
Iklim surya : Iklim yang terjadi akibat perbedaan pancaran matahari terhadap muka bumi. Iklim surya terbagi lagi menjadi musim-musim.
• Iklim kutub : udara dingin dan hujan salju, mengalami siang kutub dan malam kutub sekurang-kurangnya satu hari dalam setahun. Mempunyai dua musim yaitu panas dan dingin.
• Iklim Ugahari : terjadi terutama di daratan belahan bumi utara. Mengalami musim panas yangs ejuk dengan musim dingan yang kekutub-kutuban disertai hujan sepanjang tahun karena adanya angin barat dari laut. Musim semi dan gugur terjadi karena titik balik matahari.
• Iklim Sub-Tropik : mempunyai empat musim setahun, yaitu dingin, semi, panas, gugur tanpa salju kecuali di dataran tinggi. Pada musim panas kering dan sedikit hujan.
• Iklim Tropik : dibatasi isoterm 180 C pada bulan terdingin. Matahari bersinar sepanjang tahun dan dilewati matahari dua kali setahun, udara lembab dan langit berawan terus-menerus. Memiliki dua musim yaitu pernghujan dan kemarau.
Iklim Fisik : iklim yang disebabkan oleh keadaan oengaruh alam sekitarnya yang berwujud daratan, lautan, pegunungan, dataran tinggi, pedalaman atau mendapat pengaruh angin dan arus laut.
• Iklim benua : Terdapat pada kawasan yang luas dengan amplitudo suhu yang besar, baik harian maupun tahunan. Udara kering pada petang hari, suhu tinggi, sering terjadi hujan zenithal yang turun diseratai angin atau matahari yang terik. Malam hari suhu sangat rendah, bahkan kadang disertai hujan es. Umumnya terdapat di kawasan sub-tropik.
• Iklim Laut : terdapat di pesisir dan kepulauan dengan amplitudo suhu rendah. Di daerah tropik terus-menerus berawan, hujan sepanjang tahun, deras dan sering diseratai angin kencang. Di daerah sub-tropik banyak awan, sering terjadi hujan disertai badai.
• Iklim Dataran Tinggi : terdapat pada dataran yang jauh di atas permukaan laut. Kawasan ini mengalami amplitudo suhu yang besar. Di ugahari bertekanan rendah, sinar matahari terik dan kering. Terdapat baik di iklim kutub, sedang, maupun tropis.
• Iklim Gunung : terdapat di kawasan gunung dengan aplitudo suhu rata-rata antara musim panas dn musim dingin kecil, namun suhu harian bisa anjlok dibawah nol. Tidak stabil, sering diseratai topan dan badai salju. Gunung tropik relatif lbih stabil dibandingan dengan gunung di kutub, demikian pula gunung rendah relatif lebih stabil dibandingkan gunung tinggi. Iklim gunugn yang terisolir umumnya menampilkan karakter yang sangat berbeda dari iklim dataran rendahnya.
Iklim Muson : muson berarti musim, jadi iklim musim (iklim yang terulang teratur). Terdapat di daerah yang sangat dipengaruhi oleh dua atau lebih sistem iklim yang lebih besar, contohnya adalah kepulauan Indonesia. Kepulauan indonesia mengalami musim kemarau dan penghujan akibat adanya angin muson barat yang berasal dari daratan Asia dan angin muson timur yang berasal dari daratan Australia. Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober-April yang menyebabkan musim penghujan, dan angin muson timur yang bertiup pada bulan April-Oktober yang menyebabkan musim kemarau.
Iklim Tropik Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang letak astronomisnya antara 60 LU, 110 LS dan 950 BT, 1410 BT yang menyebabkan indonesia beriklim tropis sehingga mendapat cukup penyinaran matahari sepanjang tahun, memiliki kelembaban udara cukup tinggi, memiliki curah hujan tinggi dan memiliki hutan hujan tripis yang luas. Walaupun Indonesia bergunung-gunung, namun tiap gunung mempunyai iklim tersendiri, sehingga tidak dapat dikategorikan iklim khas Indonesia. Sebagian daratan, dataran tinggi, pegunungan, dan gunung, masing-masing mempunyai iklim yang khas dalam skala ‘mini-midi’.
Secara umum Indonesia mempunyai tiga sistem iklim, yaitu iklim tropik, iklim laut dan iklim muson. Ciri-ciri iklim tropik adalah hujan sepanjang tahun dan relatif teratur, namun iklim tropik-muson yang dimiliki Indonesia, selain membuat Indonesia mempunyai wilayah yang kering (NTT dan sebagian Sulawesi bagian timur) dan daerah basah yang sering dilanda banjir (Jawa dan Sumatera), kadangkala membuat cuaca sangat tidak menentu dan keadaan langit selalu berawan tiap harinya. Hujan di Indonesia dapat berupa badai atau gerimis dan dalam waktu yang sebentar maupun berhari-hari. Curah hujan setahun di daerah kering bisa disamakan dengan curah hujan sehari di daerah basah. Di Indonesia terdapat dua angin muson yaitu angin muson barat yang menyebabkan musim penghujan yang bertiup pada bulan Oktober-April dan angin muson timur yang menyebabkan musim kemarau yang bertiup pada bulan April-Oktober. Iklim Laut dan kondisi Indonesia yang berupa kepulauan mempengaruhi angin lokal yang dapat membawa hujan di musim kemarau, pada beberapa pesisir juga sering terjadi topan dengan gejala khas sub-tropik.
CUACA
Keadaan cuaca dapat berubah dengan cepat tiap harinya dan perubahan itu dapat dengan segera dan mudah kita rasakan. Perubahan cuaca dipengaruhi oleh troposfir, troposfir adalah bagian bawah dari lapisan atmosfer bumi. Troposfer memiliki tebal 14 km dan merupakan tempat hampir semua sistem di bumi ini berlangsung.
Perubahan cuaca dipengaruhi tiga unsur, yaitu angin, tekanan udara dan kelembaban. Berikut adalah hal-hal yang dapat memudahkan memprediksi perubahan cuaca.
Awan
Bentuk awan dapat membantu mengindikasikan cuaca yang akan terjadi karena memperlihatkan perubahan yang terjadi di troposfir.
Awan Iridescent : awan pencipta warna-warna di langit.
Awan Tinggi : awan yang terletak diketinggian antara 6000 meter.
• Sirus : awan transparan yang terdiri atas kristal es, terlihat seperti ekor kuda, penanda cuaca cerah, namun apabila langit mendung berisi awam sirus maka akan terjadi hujan.
• Siro-kumulus : terlihat seperti kumpulan domba, umunya berkelompok serta teratur yang menandakan cuaca cerah, namun apabila langit mendung, bisa muncul hujan.
• Sirostratus : ciri khasny adalah halo (lingkaran cahaya) di sekeliling matahari atau bulan. Kadang langit menjadi putih susu. Penanda cuaca cerah-berawan namun bila langit mendung dan awan ini mengecil, maka penanda hujan akan turun.
Awan Pertengahan : awan yang terletak diketinggian antara 2000-6000 meter.
• Alto-kumulus : awan putih abu-abu, berlapis seperti siro-kumulus namun lebih besar dan panjang dengan bayangan diantara lapisan. Penanda hujan gerimis atau gerimis setelah hujan lebat.
• Alto-stratus : awan abu-abu tipis, diselingi sinar matahari yang menembusnya seolah-olah menembus kaca atau matahari / bulan muncul samar seperti lingkaran bercahaya. Penanda hujan gerimis atau hujan jujuh (hujan ringan yang terus-menerus).
Awan Rendah : awan yang terletak diketinggian sampai 2000 meter.
• Kumulo-nimbus : awan mendung pekat dan puncaknya lebar mendatar. Bila angin lemah, awan akan membumbung tinggi samapi 6000 meter. Penanda hujan deras disertai kilat, bila cuaca memburuk penanda hujan badai
• Nimbo Stratus : awan mendung dan rendah, sering mengancan dalam penampilannya. Penanda hujan yang dapat berlangsung berjam-jam dan kadang diikuti hujan es.
• Kumulus : awan rendah lepas abu-abu kebiruan, bentuknya seperti bongkahan kapas dan sering muncul di bawah lapisan pokok. Bila batas bawah awan jelas, penanda cuaca cerah berawan. Bila batas bawahnya kabur, menjadi penanda cuaca hujan deras mendadak namun hanya sebentar.
• Strato-kumulus : awan abu-abu, mempunyai sisi gelap, tersusun dalam pola papan catur, kelompok bulat. Sering matahari menembusnya membuat sinar ‘hitam’, bila terkumpul pada waktu ashar ke maghrib, maka penanda langit malam akan cerah. Awan ini penanda hujan lokal (hujan sebentar lalu segera cerah).
• Stratus : awan rendah, di pegunungan sering menjadi kabut. Di langit akan tampak seperti sumbat kain tua (bergumpal dan rombeng). Bila muncul sebagai kabut pagi, maka penanda cuaca cerah dan terik. Bila menjelang ashar, maka penanda hujan gerimis.
Angin
Angin terjadi akibat udara yang mengalir akibat perbedaan suhu dan tekanan yang berbeda. Udara mengalir dari tekanan tinggi (suhu rendah / dingin) ke tekanan rendah (suhu tinggi / panas). Pembelokan angin terjadi karena rotasi bumi. Semakin tinggi letak arus angin di atmosfer, akan semakin kencang kecepatannya. Berikut adalah macam-macam angin.
Angin darat dan angin laut : angin darat dan laut terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan di darat dan laut.
• Angin darat adalah angin yang berasal dari daratan dan menuju ke laut dan terjadi pada malam hari. Angin darat terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari daratan mengalirkan udara ke laut yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
• Angin laut adalah angin yang berasal dari laut dan menuju ke daratan dan terjadi pada siang hari. Angin laut terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari laut mengalirkan udara ke darat yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
Angin gunung dan lembah: angin gunung dan lembah terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan di gunung dan lembah.
• Angin gunung adalah angin yang berasal dari gunung dan menuju ke lembah dan terjadi pada malam hari. Angin gunung terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari gunung mengalirkan udara ke lembah yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
• Angin lembah adalah angin yang berasal dari lembah dan menuju ke gunung dan terjadi pada siang hari. Angin lembah terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari lembah mengalirkan udara ke gunung yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
Angin jatuh panas dan jatuh dingin ??????????
Angin setempat : angin yang terjadi di daerah-daerah tertentu di Indonesia
• Angin Bahorok (Deli, Sumetera Utara)
• Angin Kumbang (Brebes, Jawa Tengah)
• Angin Gending (Pasuruan, Jawa Timur)
• Angin Brubu (Makassar, Sulawesi Selatan)
• Angin Wambrau (Biak, Papua)
MEDAN
Berbagai macam variasi wajah alam dipengaruhi beberapa faktor, antara lain iklim, temperatur udara, kelembaban udara dan curah hujan, angin, faktor bentang alam atau relief tanah dan faktor manusia. Medan terbagi menjadi dua yaitu medan surya dan medan fisik.
MEDAN SURYA
Medan surya terbentuk karena iklim surya dan curah hujan. Urutan curah hujan berdasar intensitas adalah : basah – lembab – kering – setengah gurun – gurun.
Beberapa istilah dalam lingkungan medan surya, yaitu:
• Wawasan : kawan yang secara umum dipengaruhi oleh sistem iklim yang sama, didominasi oleh flora dan fauna yang sama. Wawasan terdiri atas sejumlah bioma. Tempat kehidupan wawasan disebut biosfir
• Biosfir : seluruh tempat di bumi yang terdapat kehidupan. Tempat hidup makhluk hidup dalam biosfir disebut habitat, sedangkan tempat hidup yang terdapat makanan disebut substart
• Bioma : daerah habitat darat (teresial) yang dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan
• Komunitas : Kumpulan satu jenis makhluk hidup
Habitat darat (teresial)
Habitat darat (teresial) adalah habitat yang berada dalam ekosistem daratan.
Hutan Pohon Runjung
• Iklim sedang kering, 4 musim (panas dan gugur yang panjang dan kering, musim dingin banyak hujan).
• Bioma : terletak hanya di dekat Kutub Utara.
• Fauna : burung paruh silang yang memiliki paruh khusus untuk mengambil biji dari runjung sehingga hanya dapat hidup disini. Selain itu terdapat rusa tanduk besar dan rusa bagai.
• Flora : hutan runjung, pohon muda eru gunung dan balsam.
Hutan Peluruh Iklim Sedang
• Iklim sedang lembab, 4 musim.
• Bioma : daerah iklim sedang bagian utara bumi.
• Flora : tumbuhan trofit, yaitu tumbuhan yang bisa bersifat kering pada musim panas dan bersifat basah pada musim dingin, pepohonan pada musim gugur mengugurkan seluruh daunnya. Terdapat jenis pohon Ki Kananda dan Bek.
Hutan Tropik
• Iklim tropik basah, umumnya 2 musim. Iklimnya terbagi dua, yaitu iklim mikro (iklim di bawah hutan) dan iklim makro (di atas hutan).
• Bioma : daerah iklim tropik, lebih condong ke arah utara bumi (30 LU, di selatan 280 LS).
• Fauna : Habitat utama primata dan serangga, burung, babi huta, babi rusa, keluarga macan, harimau, menjangan.
• Flora : tumbuhan berkayu tinggi dan berdaun rimbun sepanjang tahun, perdu, epifit, higrofit.
Tundra
• Iklim Ugahari setengah gurun, 2 musim.
• Bioma : dari hutan runjung sampai bertemu salju di bagian utara, puncak gunung tinggi.
• Flora : lumut, lumut kerak, rerumputan.
• Fauna : umunya merupakan pendatang musim panas, misalamya karibu, beruang raksasa, dan harimau siberia.
Gurun
• Iklim sedang, 4 musim
• Flora : serofit, sukulen (kaktus), tumbuhan musiman usia pendek.
• Fauna : Nitropoda (laba-laba dan serangga) dan Rhodentia (tikus).
Padang rumput
• Iklim sedang setengah gurun dan terletak di tengah tengah benua (iklim benua), 4 musim.
• Bioma : di tengah-tengah benua atau di daerah pedalaman dan ketinggian gunung yang jarang terkena hujan.
• Flora : rumput-rumputan, bila terdapat pokok kayu disebut sabana.
• Fauna : bison, kuda, keluarga singa, keluarga macan, rusa, gajah, dll.
Gunung
• Iklim khas gunung, musim dan curah hujan dalam banyak hal tetap tergantung letaknya di bumi.
• Bioma : pada gunung tropis, puncaknya tundra, padang rumput, pohon runjung, hutan peluruh dan di kaki gunung berupa hutan tropik yang memiliki berbagai macam fauna.
Pembagian medan surya
Wawasan Kawasan Bioma
Wawasan Oriental India, Indocina, Malaka, Sunda Besar, Filipina, Taiwan Hutan Tropik Basah
Hutan Tropik Muson
Hutan Tropik Kering
Wawasan Australia Australi, Tasmania, Irian, Kepulauan Pasifik Selatan Gurun
Sabana
Hutan Tropik
Wawasan Neotropik Amerika Tengah dan Selatan, Meksiko Tropik, Kepulauan Karibia Hutan Tropik
Padang Rumput
Sabana
Wawasan Ethiopia Afrika (kecuali bagian ujung barat laut), Madagaskar, Arab bagian Selatan Hutan Tropik Terbatas
Sabana
Gurun
Wawasan Neartik Amerika Utara, New Foundland, Greenland Tundra
Hutan Pohon Runjung
Padang Rumput
Hutan Peluruh
Hutan Pepohonan
Wawasan Paleartik Eropa-Asia (kecuali Asia Tenggara), Kepulauan Inggris, India Utara. Padang Rumput
Gurun
Tundra
Hutan Pohon Runjung
Hutan Peluruh
Habitat air (akuatik)
Habitat air (akuatik) adalah habitat yang berada dalam ekosistem air. Pembagian habitat akuatik adalah berdasarkan kadar garamnya.
Air Tawar : daratan, pulau
• Sungai, biomanya dari lereng gunung sampai muara.
• Danau, biomanya tergantung pembagian medan surya.
Air Laut : terdiri atas Fotik (daerah yang masih terjangkau sinar matahari) dan Afotik (daerah yang tidak terjangkau sinar matahari, seperti palung laut).
• Pasang surut, daerah yang kadang bersifat air dan kadang darat.
• Pantai berbatu, zona atas (siput), zona tengah (ganggang coklat), zona bawah (kelapa).
• Rawa laut, daratannya yang bersifat air.
• Litoral, matahari dapat mencapai dasar laut, biomanya terumbu laut.
• Neritik, matahari tidak mencapai dasar laut
MEDAN FISIK
Medan fisik adalah medan yang dipengaruhi oleh iklim fisik. Medan fisik dikarenakan sebab-sebab di bumi. Medan fisik dibedakan dalm medan tumbuhan dan medan geologi.
Medan tumbuhan
Hutan : Medan yang didominasi pepohonan tinggi dan rapat, terdiri atas :
• Hutan primer : medan yang mempunyai pepohonan besar, tajuknya berdaun lebat dengan tumbuhan di bawah kerna tidak terkena cahaya, didominasi oleh lumut, humus dan tumbuhan dulur ayng mencari-cari cahaya yang muncul diantara ranting tajuk.
• Hutan sekunder : medan yang pepohonannya ramping berdaun jarang dengan tumbuhan bawah berupa semak belukar yang sukar ditembus.
Padang : Medan terbuka yang sangat luas di dominasi oleh tumbuhan perintis, pohon kadang muncul satu dua dengan bentuk yang ramping, terdiri atas :
• Sabana : medan terbuka dengan pohon-pohon yang sangat jarang.
• Stepa : medan rerumputan, alang-alang, semak dan tumbuhan perintisnya yang mudah tumbuh.
• Padang rumput : medan yang didominasi oleh lumut, lumut kerak, bunga-bungaan. Dapat ditemukan di daerah tundra atau ketinggian.
Gurun : Medan yang hampir tidak dapat dijumpai tumbuhan
• Medan kaktus : medan yang didominasi tumbuhan berakar dangkal dan berserat.
• Medan ubi-ubian : medan yang didominasi oleh tumbuhan berakar ubi penyimpanan cadangan makanan.
• Medan pepohonan : medan yang du dominasi pepohonan berakar tunggang dalam.
• Semak-gurun : medan yang didominasi rumput, semak, buanga-bungaan rambat. Pada musim berbung, lantai gurun berwarna-warni. Merupakan habitat ular-ular berbisa.
Medan Geologi
Gunung : Medan yang naik karena tenaga endogen atau kegiatan vulkanik.
• Gunung berapi : gunung vulkanik yang aktif, terdiri atas tipe perisai, strato dan silinder.
• Gunung mati : gunung vulkanik yang telah mati, biasanya berupa menara tebing yang menjulang
• Gunung kubah : gunung yang terjadi karena desakan batuan keras (granit) ke atas permukaan bumi.
• Gunung lipatan : medan yang terjadi karena sebagian kerak tertekan ke samping.
• Gunung sesar : medan yang terjadi karena sebagian kerak bergeser terangkat atau amblas.
• Pegunungan : medan yang terjadi karena adanya penggabungan daya-daya pembentukan gunung di suatu lokasi.
Dataran : Medan yang relatif rata
• Dataran rendah : medan datar di ketinggian tidak jauh dengan ketinggian muka air laut.
• Dataran tinggi : medan datar yang berada jauh di atas ketinggian muka air laut.
• Dataran pedalaman : medan datar yang tidak terpengaruh oleh iklim laut.
Perairan : Medan tempat air menjadi sangat dominan.
• Sungai : medan tempat mengalirnya air secara alamiah dari hulu ke hilir.
• Pantai : medan peralihan antara daratan dan lautan, terdiri atas : pantai pasir, pantai karang, pantai berbatu, rawa.
• Basin : medan yang terjadi karena cekungan alamiah yang luas, terdiri atas : oase, danau, laut.
MEDAN-MEDAN KHUSUS
RAWA
Rawa dalah suatu ekosistem khas dataran rendah yang terdapat antara wilayah transisi daratan dengan perairan, dimana daerahnya dipengaruhi oleh kondisi perairan tersebut dan selalu jenuh air atau digenangi air sepanjang tahun atau hampir sepanjang tahun.
Tipologi rawa, berdasarkan karakteristik hidrologi dan lingkungannya, rawa dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
• Rawa lebak / rawa danau / rawa non pasang-surut (non tidal swamp)
• Rawa pasang-surut sungai (river tidal swamp)
• Rawa pasang surut laut (marin tidal swamp)
Berdasarkan karakteristik vegetasi dan lingkungannya, rawa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
• Hutan payau (mangrove forest)
• Hutan rawa (swamp forest)
• Hutan Gambut (peat swamp forest)
Ekologi hutan rawa
Dari luas seluruh kepulauan Indonesia seluas kurang lebih 191 juta Ha, terdapat hutan rawa seluas lebih dari 22, 85 juta Ha (11,96%) yang terdapat di dataran rendah pada sistem landform fluvial (endapan sungai) dan atau alluvial marin (endapan laut). Berdasarkan ekologinya, hutan rawa mempunyai karakter :
Hutan payau
• Terdapat di daerah rendah, seperti sebgaian besar pesisisr Sumatera, Kalimantan, Papua, pulau Aru dan pulau Jawa (bagian utara) pada sistem landform marin atau fluvio marin dengan luas 4,25 juta Ha.
• Ekosistem tidak terpengaruh iklim tetapi dipengaruhi pasang-surut air laut.
• Air bersifat payau (brackish water) atau asin (salt water).
• Tanah berdrainase buruk (selalu tergenang air) merwarna abu-abu tua kebiruan (blue grey).
• Tanah berlumpur dengan tekstur pasir (sand) yang didominasi liat (clay) yang merupakan sedimen marin.
• Ditemukan lapisan cat clay dan jika peroksidasi dapat membentuuk senyawa FeS2 (pyrit) yang bersifat beracun dan sanagt asam (pH < 4).
• Vegetasi tumbuh di daerah pantai berupa jalur memanjang, tajuk (canopy) tidak berstrata dan dapat mencapai ketinggian 30 meter
• Jenis-jenis vegetasi kayu mulai dari laut sampai pedalaman adalah Rhizopora sp. (bakau), Avicenia sp. (berapi-api), Sonneratia sp., Xylocarpus sp., Luminitsera sp., Ceriops sp. dan Bruguiera sp. Vegetasi bawah terdiri dari Acrosticum aureum dan Acantus sp.
Hutan rawa
• Terdapat pada dataran rendah disepanjang sungai besar terutama pulau Kalimantang (bagian barat, tengah, selatan dan timur), Sumatera (bagian timur) dan Papua (bagian barat dan selatan) pada sistem landform fluvial dengan luas kurang lebih 5,60 juta Ha.
• Penyebaran terdapat di belakang hutan payau.
• Ekosistem tidak terpengaruh iklim tetapi dipengaruhi pasang-surut air sungaii yang bersifat tawar (fresh water)
• Tanah berwarna kelabu tua berdrainase buruk (selalu tergenang air).
• Tanah berlumpur dengan tekstur liat (clay) yang merupakan sedimen sungai.
• Vegetasi tumbuhan terdiri dari beberapa strata canopy dan ketinggian vegetasi dapat mencapai ktinggian 50-60 cm.
• Jenis-jenis vegetasi kayu dominan adalah Altonis sp., Barringtonia sp., Camnosperma sp., Dillenia sp., Dyera sp., Elaeocarpus littotalis, Egenis sp., Ficus retusa, Gluta renghas, Metroxylon sp. (sagu), Pandanus sp.(pandan), Parkia sp., Shorea sp., dll.
Hutan gambut
• Terdapat pada daratan rendah disepanjang sungai besar terutada di Kalimantan (Tengah, barat dan Selatan), Sumatera (bagian barat) dan Papua (bagian barat dan selatan) pada sistem landformfluvial dengan luas lebih dari 13 juta Ha.
• Penyebaran terdapat di belakang tanggul sungai (river lavee) berupa rawa belakang (back swamp)
• Ekosistem dipengaruhi iklim basah dan selalu tergenang air dalam yang bersifat sangat asam (pH <4) akibat pelapukan bahan organik humus.
• Tanah berupa gambut tebal (>3 m) berwarna coklat tua sampai hitam.
• Vegetasi tumbuhan terdiri dari beberapa strata canopy sampai ketinggian sedang (<20 m).
• Jenis-jenis vegetasi kayu dominan adalah : Astonia sp., Ammora sp., Anisoptera sp., Callophylum sp., Camnosperma sp., Cratoxylon sp., Litsea sp., Gonistylus sp., Parastemon sp., Dryobalanops sp., Pandanus sp., Pholidocarpus sp., Shorea sp., Tristania sp.
Laut
Sifat-sifat laut Indonesia, antara lain adalah :
• Memiliki ombak yang besar, dalam serta berbahaya.
• Mempunyai arus yang kuat
• Pantai-pantainya relatif kurang landai, sebagian besar cenderung curam.
Arus laut Indonesia memiliki sifat sebagai berikut :
• Arus laut Indonesia berada dibawah pengaruh Laut Cina Selatan
• Pada bulan Januari, arus mengalir dari Laut Cina Selatan menuju Laut Jawa dan Selat Makasar, yang mengalir ke arah utara dan timur menuju Lautan Teduh.
• Arus tersebut bersuhu panas yang tejadi akibat tiupan angin laut dari timur laut dan tenggara.
• Pada bulan Juni, arus mengalir ke arah sebaliknya.
Perbedaan ketinggian permukaan air laut disebut pasang bila permukaannya naik dan surut bila permukannya turun. Kejadian pasang surut adalah akibat pengaruh gravitasi matahari dan bulan. Siklus pasang surut terjadi dalam rentang waktu 24 jan 50 menit dan salingberganti setiap 12 jam 25 menit.
Sungai
Sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian :
• Hulu : kemiringan sungai besar, arus air kencang dan tenaga erosi kuat
• Bagian tengah : kemiringan sungai makin kecil, tenaga erosi dan transport juga berkurang. Erosi mulai mengarah ke samping dan lereng sungai berubah ke arah kotak.
• Hilir : kemiringan sungai mendekati nol, airnya tenang dan erosi hampir tidak ada. Banyak terdapat sedimen, air keruh, kadang-kadang terdapat beting atau pulau di tengah sungai. Arah berkelok-kelok tetapi kadang-kadang berganti aliran pda waktu banjir sehingga membentuk muara baru.
Pengetahuan tentang iklim, medan dan ilmu penaksiran perlu bagi seorang penggiat alam bebas untuk membantu merencanakan suatu perjalanan.
IKLIM
Iklim adalah keadaan atmosfer berdasarkan kedudukan sebuah tempat di muka bumi. Kedudukan tersebut baik disebabkan oleh tingginya terhadap permukaan laut, maupun posisinya berdasarkan lintang bumi.iklim mencakup waktu yang lebih lama dan daerah yang lebih luas daripada musim dan cuaca.
Musim adalah keadaan atmosfer berdasarkan akibat posisi bumi terhadap matahari. Posisi bumi akan mempengaruhi musim yang terjadi di suatu iklim itu. Musim mencakup waktu yang berulang dan teratur serta mencakup daerah yang cukup lebar dan tetap.
Cuaca adalah keadaan atmosfer yang langsung dapat dirasakan (suhu, kelembaban, angin) dan dapat dilihat (awan ombak, benda langit) oleh pengamat. Mencakup waku yang singkat dan tidak berulang serta mencakup daerah yang sempit dan acak.
Jenis-Jenis Iklim
Iklim dapat dibagi atas iklim yang dipengaruhi oleh matahari dan iklim yang terjadi karena kondisi geografisnya.
Iklim surya : Iklim yang terjadi akibat perbedaan pancaran matahari terhadap muka bumi. Iklim surya terbagi lagi menjadi musim-musim.
• Iklim kutub : udara dingin dan hujan salju, mengalami siang kutub dan malam kutub sekurang-kurangnya satu hari dalam setahun. Mempunyai dua musim yaitu panas dan dingin.
• Iklim Ugahari : terjadi terutama di daratan belahan bumi utara. Mengalami musim panas yangs ejuk dengan musim dingan yang kekutub-kutuban disertai hujan sepanjang tahun karena adanya angin barat dari laut. Musim semi dan gugur terjadi karena titik balik matahari.
• Iklim Sub-Tropik : mempunyai empat musim setahun, yaitu dingin, semi, panas, gugur tanpa salju kecuali di dataran tinggi. Pada musim panas kering dan sedikit hujan.
• Iklim Tropik : dibatasi isoterm 180 C pada bulan terdingin. Matahari bersinar sepanjang tahun dan dilewati matahari dua kali setahun, udara lembab dan langit berawan terus-menerus. Memiliki dua musim yaitu pernghujan dan kemarau.
Iklim Fisik : iklim yang disebabkan oleh keadaan oengaruh alam sekitarnya yang berwujud daratan, lautan, pegunungan, dataran tinggi, pedalaman atau mendapat pengaruh angin dan arus laut.
• Iklim benua : Terdapat pada kawasan yang luas dengan amplitudo suhu yang besar, baik harian maupun tahunan. Udara kering pada petang hari, suhu tinggi, sering terjadi hujan zenithal yang turun diseratai angin atau matahari yang terik. Malam hari suhu sangat rendah, bahkan kadang disertai hujan es. Umumnya terdapat di kawasan sub-tropik.
• Iklim Laut : terdapat di pesisir dan kepulauan dengan amplitudo suhu rendah. Di daerah tropik terus-menerus berawan, hujan sepanjang tahun, deras dan sering diseratai angin kencang. Di daerah sub-tropik banyak awan, sering terjadi hujan disertai badai.
• Iklim Dataran Tinggi : terdapat pada dataran yang jauh di atas permukaan laut. Kawasan ini mengalami amplitudo suhu yang besar. Di ugahari bertekanan rendah, sinar matahari terik dan kering. Terdapat baik di iklim kutub, sedang, maupun tropis.
• Iklim Gunung : terdapat di kawasan gunung dengan aplitudo suhu rata-rata antara musim panas dn musim dingin kecil, namun suhu harian bisa anjlok dibawah nol. Tidak stabil, sering diseratai topan dan badai salju. Gunung tropik relatif lbih stabil dibandingan dengan gunung di kutub, demikian pula gunung rendah relatif lebih stabil dibandingkan gunung tinggi. Iklim gunugn yang terisolir umumnya menampilkan karakter yang sangat berbeda dari iklim dataran rendahnya.
Iklim Muson : muson berarti musim, jadi iklim musim (iklim yang terulang teratur). Terdapat di daerah yang sangat dipengaruhi oleh dua atau lebih sistem iklim yang lebih besar, contohnya adalah kepulauan Indonesia. Kepulauan indonesia mengalami musim kemarau dan penghujan akibat adanya angin muson barat yang berasal dari daratan Asia dan angin muson timur yang berasal dari daratan Australia. Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober-April yang menyebabkan musim penghujan, dan angin muson timur yang bertiup pada bulan April-Oktober yang menyebabkan musim kemarau.
Iklim Tropik Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang letak astronomisnya antara 60 LU, 110 LS dan 950 BT, 1410 BT yang menyebabkan indonesia beriklim tropis sehingga mendapat cukup penyinaran matahari sepanjang tahun, memiliki kelembaban udara cukup tinggi, memiliki curah hujan tinggi dan memiliki hutan hujan tripis yang luas. Walaupun Indonesia bergunung-gunung, namun tiap gunung mempunyai iklim tersendiri, sehingga tidak dapat dikategorikan iklim khas Indonesia. Sebagian daratan, dataran tinggi, pegunungan, dan gunung, masing-masing mempunyai iklim yang khas dalam skala ‘mini-midi’.
Secara umum Indonesia mempunyai tiga sistem iklim, yaitu iklim tropik, iklim laut dan iklim muson. Ciri-ciri iklim tropik adalah hujan sepanjang tahun dan relatif teratur, namun iklim tropik-muson yang dimiliki Indonesia, selain membuat Indonesia mempunyai wilayah yang kering (NTT dan sebagian Sulawesi bagian timur) dan daerah basah yang sering dilanda banjir (Jawa dan Sumatera), kadangkala membuat cuaca sangat tidak menentu dan keadaan langit selalu berawan tiap harinya. Hujan di Indonesia dapat berupa badai atau gerimis dan dalam waktu yang sebentar maupun berhari-hari. Curah hujan setahun di daerah kering bisa disamakan dengan curah hujan sehari di daerah basah. Di Indonesia terdapat dua angin muson yaitu angin muson barat yang menyebabkan musim penghujan yang bertiup pada bulan Oktober-April dan angin muson timur yang menyebabkan musim kemarau yang bertiup pada bulan April-Oktober. Iklim Laut dan kondisi Indonesia yang berupa kepulauan mempengaruhi angin lokal yang dapat membawa hujan di musim kemarau, pada beberapa pesisir juga sering terjadi topan dengan gejala khas sub-tropik.
CUACA
Keadaan cuaca dapat berubah dengan cepat tiap harinya dan perubahan itu dapat dengan segera dan mudah kita rasakan. Perubahan cuaca dipengaruhi oleh troposfir, troposfir adalah bagian bawah dari lapisan atmosfer bumi. Troposfer memiliki tebal 14 km dan merupakan tempat hampir semua sistem di bumi ini berlangsung.
Perubahan cuaca dipengaruhi tiga unsur, yaitu angin, tekanan udara dan kelembaban. Berikut adalah hal-hal yang dapat memudahkan memprediksi perubahan cuaca.
Awan
Bentuk awan dapat membantu mengindikasikan cuaca yang akan terjadi karena memperlihatkan perubahan yang terjadi di troposfir.
Awan Iridescent : awan pencipta warna-warna di langit.
Awan Tinggi : awan yang terletak diketinggian antara 6000 meter.
• Sirus : awan transparan yang terdiri atas kristal es, terlihat seperti ekor kuda, penanda cuaca cerah, namun apabila langit mendung berisi awam sirus maka akan terjadi hujan.
• Siro-kumulus : terlihat seperti kumpulan domba, umunya berkelompok serta teratur yang menandakan cuaca cerah, namun apabila langit mendung, bisa muncul hujan.
• Sirostratus : ciri khasny adalah halo (lingkaran cahaya) di sekeliling matahari atau bulan. Kadang langit menjadi putih susu. Penanda cuaca cerah-berawan namun bila langit mendung dan awan ini mengecil, maka penanda hujan akan turun.
Awan Pertengahan : awan yang terletak diketinggian antara 2000-6000 meter.
• Alto-kumulus : awan putih abu-abu, berlapis seperti siro-kumulus namun lebih besar dan panjang dengan bayangan diantara lapisan. Penanda hujan gerimis atau gerimis setelah hujan lebat.
• Alto-stratus : awan abu-abu tipis, diselingi sinar matahari yang menembusnya seolah-olah menembus kaca atau matahari / bulan muncul samar seperti lingkaran bercahaya. Penanda hujan gerimis atau hujan jujuh (hujan ringan yang terus-menerus).
Awan Rendah : awan yang terletak diketinggian sampai 2000 meter.
• Kumulo-nimbus : awan mendung pekat dan puncaknya lebar mendatar. Bila angin lemah, awan akan membumbung tinggi samapi 6000 meter. Penanda hujan deras disertai kilat, bila cuaca memburuk penanda hujan badai
• Nimbo Stratus : awan mendung dan rendah, sering mengancan dalam penampilannya. Penanda hujan yang dapat berlangsung berjam-jam dan kadang diikuti hujan es.
• Kumulus : awan rendah lepas abu-abu kebiruan, bentuknya seperti bongkahan kapas dan sering muncul di bawah lapisan pokok. Bila batas bawah awan jelas, penanda cuaca cerah berawan. Bila batas bawahnya kabur, menjadi penanda cuaca hujan deras mendadak namun hanya sebentar.
• Strato-kumulus : awan abu-abu, mempunyai sisi gelap, tersusun dalam pola papan catur, kelompok bulat. Sering matahari menembusnya membuat sinar ‘hitam’, bila terkumpul pada waktu ashar ke maghrib, maka penanda langit malam akan cerah. Awan ini penanda hujan lokal (hujan sebentar lalu segera cerah).
• Stratus : awan rendah, di pegunungan sering menjadi kabut. Di langit akan tampak seperti sumbat kain tua (bergumpal dan rombeng). Bila muncul sebagai kabut pagi, maka penanda cuaca cerah dan terik. Bila menjelang ashar, maka penanda hujan gerimis.
Angin
Angin terjadi akibat udara yang mengalir akibat perbedaan suhu dan tekanan yang berbeda. Udara mengalir dari tekanan tinggi (suhu rendah / dingin) ke tekanan rendah (suhu tinggi / panas). Pembelokan angin terjadi karena rotasi bumi. Semakin tinggi letak arus angin di atmosfer, akan semakin kencang kecepatannya. Berikut adalah macam-macam angin.
Angin darat dan angin laut : angin darat dan laut terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan di darat dan laut.
• Angin darat adalah angin yang berasal dari daratan dan menuju ke laut dan terjadi pada malam hari. Angin darat terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari daratan mengalirkan udara ke laut yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
• Angin laut adalah angin yang berasal dari laut dan menuju ke daratan dan terjadi pada siang hari. Angin laut terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari laut mengalirkan udara ke darat yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
Angin gunung dan lembah: angin gunung dan lembah terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan di gunung dan lembah.
• Angin gunung adalah angin yang berasal dari gunung dan menuju ke lembah dan terjadi pada malam hari. Angin gunung terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari gunung mengalirkan udara ke lembah yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
• Angin lembah adalah angin yang berasal dari lembah dan menuju ke gunung dan terjadi pada siang hari. Angin lembah terjadi karena suhu rendah dan tekanan tinggi dari lembah mengalirkan udara ke gunung yang bersuhu tinggi dan bertekanan rendah.
Angin jatuh panas dan jatuh dingin ??????????
Angin setempat : angin yang terjadi di daerah-daerah tertentu di Indonesia
• Angin Bahorok (Deli, Sumetera Utara)
• Angin Kumbang (Brebes, Jawa Tengah)
• Angin Gending (Pasuruan, Jawa Timur)
• Angin Brubu (Makassar, Sulawesi Selatan)
• Angin Wambrau (Biak, Papua)
MEDAN
Berbagai macam variasi wajah alam dipengaruhi beberapa faktor, antara lain iklim, temperatur udara, kelembaban udara dan curah hujan, angin, faktor bentang alam atau relief tanah dan faktor manusia. Medan terbagi menjadi dua yaitu medan surya dan medan fisik.
MEDAN SURYA
Medan surya terbentuk karena iklim surya dan curah hujan. Urutan curah hujan berdasar intensitas adalah : basah – lembab – kering – setengah gurun – gurun.
Beberapa istilah dalam lingkungan medan surya, yaitu:
• Wawasan : kawan yang secara umum dipengaruhi oleh sistem iklim yang sama, didominasi oleh flora dan fauna yang sama. Wawasan terdiri atas sejumlah bioma. Tempat kehidupan wawasan disebut biosfir
• Biosfir : seluruh tempat di bumi yang terdapat kehidupan. Tempat hidup makhluk hidup dalam biosfir disebut habitat, sedangkan tempat hidup yang terdapat makanan disebut substart
• Bioma : daerah habitat darat (teresial) yang dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan
• Komunitas : Kumpulan satu jenis makhluk hidup
Habitat darat (teresial)
Habitat darat (teresial) adalah habitat yang berada dalam ekosistem daratan.
Hutan Pohon Runjung
• Iklim sedang kering, 4 musim (panas dan gugur yang panjang dan kering, musim dingin banyak hujan).
• Bioma : terletak hanya di dekat Kutub Utara.
• Fauna : burung paruh silang yang memiliki paruh khusus untuk mengambil biji dari runjung sehingga hanya dapat hidup disini. Selain itu terdapat rusa tanduk besar dan rusa bagai.
• Flora : hutan runjung, pohon muda eru gunung dan balsam.
Hutan Peluruh Iklim Sedang
• Iklim sedang lembab, 4 musim.
• Bioma : daerah iklim sedang bagian utara bumi.
• Flora : tumbuhan trofit, yaitu tumbuhan yang bisa bersifat kering pada musim panas dan bersifat basah pada musim dingin, pepohonan pada musim gugur mengugurkan seluruh daunnya. Terdapat jenis pohon Ki Kananda dan Bek.
Hutan Tropik
• Iklim tropik basah, umumnya 2 musim. Iklimnya terbagi dua, yaitu iklim mikro (iklim di bawah hutan) dan iklim makro (di atas hutan).
• Bioma : daerah iklim tropik, lebih condong ke arah utara bumi (30 LU, di selatan 280 LS).
• Fauna : Habitat utama primata dan serangga, burung, babi huta, babi rusa, keluarga macan, harimau, menjangan.
• Flora : tumbuhan berkayu tinggi dan berdaun rimbun sepanjang tahun, perdu, epifit, higrofit.
Tundra
• Iklim Ugahari setengah gurun, 2 musim.
• Bioma : dari hutan runjung sampai bertemu salju di bagian utara, puncak gunung tinggi.
• Flora : lumut, lumut kerak, rerumputan.
• Fauna : umunya merupakan pendatang musim panas, misalamya karibu, beruang raksasa, dan harimau siberia.
Gurun
• Iklim sedang, 4 musim
• Flora : serofit, sukulen (kaktus), tumbuhan musiman usia pendek.
• Fauna : Nitropoda (laba-laba dan serangga) dan Rhodentia (tikus).
Padang rumput
• Iklim sedang setengah gurun dan terletak di tengah tengah benua (iklim benua), 4 musim.
• Bioma : di tengah-tengah benua atau di daerah pedalaman dan ketinggian gunung yang jarang terkena hujan.
• Flora : rumput-rumputan, bila terdapat pokok kayu disebut sabana.
• Fauna : bison, kuda, keluarga singa, keluarga macan, rusa, gajah, dll.
Gunung
• Iklim khas gunung, musim dan curah hujan dalam banyak hal tetap tergantung letaknya di bumi.
• Bioma : pada gunung tropis, puncaknya tundra, padang rumput, pohon runjung, hutan peluruh dan di kaki gunung berupa hutan tropik yang memiliki berbagai macam fauna.
Pembagian medan surya
Wawasan Kawasan Bioma
Wawasan Oriental India, Indocina, Malaka, Sunda Besar, Filipina, Taiwan Hutan Tropik Basah
Hutan Tropik Muson
Hutan Tropik Kering
Wawasan Australia Australi, Tasmania, Irian, Kepulauan Pasifik Selatan Gurun
Sabana
Hutan Tropik
Wawasan Neotropik Amerika Tengah dan Selatan, Meksiko Tropik, Kepulauan Karibia Hutan Tropik
Padang Rumput
Sabana
Wawasan Ethiopia Afrika (kecuali bagian ujung barat laut), Madagaskar, Arab bagian Selatan Hutan Tropik Terbatas
Sabana
Gurun
Wawasan Neartik Amerika Utara, New Foundland, Greenland Tundra
Hutan Pohon Runjung
Padang Rumput
Hutan Peluruh
Hutan Pepohonan
Wawasan Paleartik Eropa-Asia (kecuali Asia Tenggara), Kepulauan Inggris, India Utara. Padang Rumput
Gurun
Tundra
Hutan Pohon Runjung
Hutan Peluruh
Habitat air (akuatik)
Habitat air (akuatik) adalah habitat yang berada dalam ekosistem air. Pembagian habitat akuatik adalah berdasarkan kadar garamnya.
Air Tawar : daratan, pulau
• Sungai, biomanya dari lereng gunung sampai muara.
• Danau, biomanya tergantung pembagian medan surya.
Air Laut : terdiri atas Fotik (daerah yang masih terjangkau sinar matahari) dan Afotik (daerah yang tidak terjangkau sinar matahari, seperti palung laut).
• Pasang surut, daerah yang kadang bersifat air dan kadang darat.
• Pantai berbatu, zona atas (siput), zona tengah (ganggang coklat), zona bawah (kelapa).
• Rawa laut, daratannya yang bersifat air.
• Litoral, matahari dapat mencapai dasar laut, biomanya terumbu laut.
• Neritik, matahari tidak mencapai dasar laut
MEDAN FISIK
Medan fisik adalah medan yang dipengaruhi oleh iklim fisik. Medan fisik dikarenakan sebab-sebab di bumi. Medan fisik dibedakan dalm medan tumbuhan dan medan geologi.
Medan tumbuhan
Hutan : Medan yang didominasi pepohonan tinggi dan rapat, terdiri atas :
• Hutan primer : medan yang mempunyai pepohonan besar, tajuknya berdaun lebat dengan tumbuhan di bawah kerna tidak terkena cahaya, didominasi oleh lumut, humus dan tumbuhan dulur ayng mencari-cari cahaya yang muncul diantara ranting tajuk.
• Hutan sekunder : medan yang pepohonannya ramping berdaun jarang dengan tumbuhan bawah berupa semak belukar yang sukar ditembus.
Padang : Medan terbuka yang sangat luas di dominasi oleh tumbuhan perintis, pohon kadang muncul satu dua dengan bentuk yang ramping, terdiri atas :
• Sabana : medan terbuka dengan pohon-pohon yang sangat jarang.
• Stepa : medan rerumputan, alang-alang, semak dan tumbuhan perintisnya yang mudah tumbuh.
• Padang rumput : medan yang didominasi oleh lumut, lumut kerak, bunga-bungaan. Dapat ditemukan di daerah tundra atau ketinggian.
Gurun : Medan yang hampir tidak dapat dijumpai tumbuhan
• Medan kaktus : medan yang didominasi tumbuhan berakar dangkal dan berserat.
• Medan ubi-ubian : medan yang didominasi oleh tumbuhan berakar ubi penyimpanan cadangan makanan.
• Medan pepohonan : medan yang du dominasi pepohonan berakar tunggang dalam.
• Semak-gurun : medan yang didominasi rumput, semak, buanga-bungaan rambat. Pada musim berbung, lantai gurun berwarna-warni. Merupakan habitat ular-ular berbisa.
Medan Geologi
Gunung : Medan yang naik karena tenaga endogen atau kegiatan vulkanik.
• Gunung berapi : gunung vulkanik yang aktif, terdiri atas tipe perisai, strato dan silinder.
• Gunung mati : gunung vulkanik yang telah mati, biasanya berupa menara tebing yang menjulang
• Gunung kubah : gunung yang terjadi karena desakan batuan keras (granit) ke atas permukaan bumi.
• Gunung lipatan : medan yang terjadi karena sebagian kerak tertekan ke samping.
• Gunung sesar : medan yang terjadi karena sebagian kerak bergeser terangkat atau amblas.
• Pegunungan : medan yang terjadi karena adanya penggabungan daya-daya pembentukan gunung di suatu lokasi.
Dataran : Medan yang relatif rata
• Dataran rendah : medan datar di ketinggian tidak jauh dengan ketinggian muka air laut.
• Dataran tinggi : medan datar yang berada jauh di atas ketinggian muka air laut.
• Dataran pedalaman : medan datar yang tidak terpengaruh oleh iklim laut.
Perairan : Medan tempat air menjadi sangat dominan.
• Sungai : medan tempat mengalirnya air secara alamiah dari hulu ke hilir.
• Pantai : medan peralihan antara daratan dan lautan, terdiri atas : pantai pasir, pantai karang, pantai berbatu, rawa.
• Basin : medan yang terjadi karena cekungan alamiah yang luas, terdiri atas : oase, danau, laut.
MEDAN-MEDAN KHUSUS
RAWA
Rawa dalah suatu ekosistem khas dataran rendah yang terdapat antara wilayah transisi daratan dengan perairan, dimana daerahnya dipengaruhi oleh kondisi perairan tersebut dan selalu jenuh air atau digenangi air sepanjang tahun atau hampir sepanjang tahun.
Tipologi rawa, berdasarkan karakteristik hidrologi dan lingkungannya, rawa dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
• Rawa lebak / rawa danau / rawa non pasang-surut (non tidal swamp)
• Rawa pasang-surut sungai (river tidal swamp)
• Rawa pasang surut laut (marin tidal swamp)
Berdasarkan karakteristik vegetasi dan lingkungannya, rawa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
• Hutan payau (mangrove forest)
• Hutan rawa (swamp forest)
• Hutan Gambut (peat swamp forest)
Ekologi hutan rawa
Dari luas seluruh kepulauan Indonesia seluas kurang lebih 191 juta Ha, terdapat hutan rawa seluas lebih dari 22, 85 juta Ha (11,96%) yang terdapat di dataran rendah pada sistem landform fluvial (endapan sungai) dan atau alluvial marin (endapan laut). Berdasarkan ekologinya, hutan rawa mempunyai karakter :
Hutan payau
• Terdapat di daerah rendah, seperti sebgaian besar pesisisr Sumatera, Kalimantan, Papua, pulau Aru dan pulau Jawa (bagian utara) pada sistem landform marin atau fluvio marin dengan luas 4,25 juta Ha.
• Ekosistem tidak terpengaruh iklim tetapi dipengaruhi pasang-surut air laut.
• Air bersifat payau (brackish water) atau asin (salt water).
• Tanah berdrainase buruk (selalu tergenang air) merwarna abu-abu tua kebiruan (blue grey).
• Tanah berlumpur dengan tekstur pasir (sand) yang didominasi liat (clay) yang merupakan sedimen marin.
• Ditemukan lapisan cat clay dan jika peroksidasi dapat membentuuk senyawa FeS2 (pyrit) yang bersifat beracun dan sanagt asam (pH < 4).
• Vegetasi tumbuh di daerah pantai berupa jalur memanjang, tajuk (canopy) tidak berstrata dan dapat mencapai ketinggian 30 meter
• Jenis-jenis vegetasi kayu mulai dari laut sampai pedalaman adalah Rhizopora sp. (bakau), Avicenia sp. (berapi-api), Sonneratia sp., Xylocarpus sp., Luminitsera sp., Ceriops sp. dan Bruguiera sp. Vegetasi bawah terdiri dari Acrosticum aureum dan Acantus sp.
Hutan rawa
• Terdapat pada dataran rendah disepanjang sungai besar terutama pulau Kalimantang (bagian barat, tengah, selatan dan timur), Sumatera (bagian timur) dan Papua (bagian barat dan selatan) pada sistem landform fluvial dengan luas kurang lebih 5,60 juta Ha.
• Penyebaran terdapat di belakang hutan payau.
• Ekosistem tidak terpengaruh iklim tetapi dipengaruhi pasang-surut air sungaii yang bersifat tawar (fresh water)
• Tanah berwarna kelabu tua berdrainase buruk (selalu tergenang air).
• Tanah berlumpur dengan tekstur liat (clay) yang merupakan sedimen sungai.
• Vegetasi tumbuhan terdiri dari beberapa strata canopy dan ketinggian vegetasi dapat mencapai ktinggian 50-60 cm.
• Jenis-jenis vegetasi kayu dominan adalah Altonis sp., Barringtonia sp., Camnosperma sp., Dillenia sp., Dyera sp., Elaeocarpus littotalis, Egenis sp., Ficus retusa, Gluta renghas, Metroxylon sp. (sagu), Pandanus sp.(pandan), Parkia sp., Shorea sp., dll.
Hutan gambut
• Terdapat pada daratan rendah disepanjang sungai besar terutada di Kalimantan (Tengah, barat dan Selatan), Sumatera (bagian barat) dan Papua (bagian barat dan selatan) pada sistem landformfluvial dengan luas lebih dari 13 juta Ha.
• Penyebaran terdapat di belakang tanggul sungai (river lavee) berupa rawa belakang (back swamp)
• Ekosistem dipengaruhi iklim basah dan selalu tergenang air dalam yang bersifat sangat asam (pH <4) akibat pelapukan bahan organik humus.
• Tanah berupa gambut tebal (>3 m) berwarna coklat tua sampai hitam.
• Vegetasi tumbuhan terdiri dari beberapa strata canopy sampai ketinggian sedang (<20 m).
• Jenis-jenis vegetasi kayu dominan adalah : Astonia sp., Ammora sp., Anisoptera sp., Callophylum sp., Camnosperma sp., Cratoxylon sp., Litsea sp., Gonistylus sp., Parastemon sp., Dryobalanops sp., Pandanus sp., Pholidocarpus sp., Shorea sp., Tristania sp.
Laut
Sifat-sifat laut Indonesia, antara lain adalah :
• Memiliki ombak yang besar, dalam serta berbahaya.
• Mempunyai arus yang kuat
• Pantai-pantainya relatif kurang landai, sebagian besar cenderung curam.
Arus laut Indonesia memiliki sifat sebagai berikut :
• Arus laut Indonesia berada dibawah pengaruh Laut Cina Selatan
• Pada bulan Januari, arus mengalir dari Laut Cina Selatan menuju Laut Jawa dan Selat Makasar, yang mengalir ke arah utara dan timur menuju Lautan Teduh.
• Arus tersebut bersuhu panas yang tejadi akibat tiupan angin laut dari timur laut dan tenggara.
• Pada bulan Juni, arus mengalir ke arah sebaliknya.
Perbedaan ketinggian permukaan air laut disebut pasang bila permukaannya naik dan surut bila permukannya turun. Kejadian pasang surut adalah akibat pengaruh gravitasi matahari dan bulan. Siklus pasang surut terjadi dalam rentang waktu 24 jan 50 menit dan salingberganti setiap 12 jam 25 menit.
Sungai
Sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian :
• Hulu : kemiringan sungai besar, arus air kencang dan tenaga erosi kuat
• Bagian tengah : kemiringan sungai makin kecil, tenaga erosi dan transport juga berkurang. Erosi mulai mengarah ke samping dan lereng sungai berubah ke arah kotak.
• Hilir : kemiringan sungai mendekati nol, airnya tenang dan erosi hampir tidak ada. Banyak terdapat sedimen, air keruh, kadang-kadang terdapat beting atau pulau di tengah sungai. Arah berkelok-kelok tetapi kadang-kadang berganti aliran pda waktu banjir sehingga membentuk muara baru.
Adventure: PERSIAPAN PENGARUNGAN ALAM BEBAS part 3
PEMILIHAN LOGISTIK
Dalam pemilihan logistik yang akan dibawa hendaknya diperhatikan faktor-faktor berikut.
• Lamanya perjalanan yang akan dilakukan, tepatnya saat muali pendakian hingga turun kembali. Hal ini berpengaruh pada perkiraan jumlah bahan bakar dan makanan, serta ketahanan makanan yang dibawa.
• Jumlah anggota
• Daerah yang dituju, perlu diperhatikan adanya toko yang menjual keperluan logistik, selain itu perlu diketahui kondisi dan letak sumber mata air di tempat yang aan dituju.
• Pantangan masyarakat setempat, di beberapa daerah di Indonesia, masyarakat setempat masih menabukan membawa makanan-makanan tertentu, seperti melarang membawa makanan berbau anyir (dagng mentah, telur, dsb) karena akan menarik perhatian hewan-hewan pemangsa.
• Selera anggota rombongan, perlu dibicarakan dan disepakati antara anggota rombongan apabila ada pantangan atau alergi pada mekanan tertentu dan mencari solusinya.
• Tipe pendakian, apakah pendakian tersebut mengutamakan kecepatan pencapaian target waktu tertentu atau merupakan perjalanan santai dengan waktu yang fleksibel.
• Berat, faktor berat merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan logistik yang akan dibawa.
PACKING
Bagi seorang pendaki gunung, packing adalah suatu seni. Dalam packing, selain dipertimbangkan faktor kenyamanan dan keindahan, juga faktor-faktor lain sebagai berikut
• Faktor berat : letakkan item-item yang berat di bagian atas dan barang –barang yang ringan di bagian bawah agar berat seluruh beban jatuh di pundak, bukan di pinggang atau punggung. Perhatikan pula keseimbangan berat kiri dan kanan ransel.
• Faktor penggunaan barang : kelompokkan item-item menurut fungsi dan timing penggunaannya. Perlengkapan dan logistik yang sering dipakai atau yang segera di ambil harus diletakkan di tempat yang mudah diambil. Perlengkapan tidur, seperti sleeping bag hendaknya diletakkan di bagian paling baah ransel, kemudian pakaian ganti di atasnya, kemudian dilanjutkan perelengkapan masak dan logistik makanan. Tenda, hendaknya diletakkan di bagian palinga atas karena selain berat, tenda juga merupakan perlengkapan yang segera dibutuhkan saat mendirikan basecamp. Pengelompokan seperi ini akan lebih baik bila ditempatkan dalam kantong-kantong atau stuff bag.
• Faktor efisiensi : pergunakan stian ruang dalam ransel maupun ruang kosong pada perlengkapan seefisien mungkin, seperti nsting dan gelas kosong dapar diisi item-item kecil untuk menghemat tempat. Selain itu buanglah lbih dahulu otak-kotak makanan yang tidak perlu karena selain mengurangi berat, juga mengurangi sampah.
Pada perjalanan landai, item-item yang berat berada di paling atas bagian dalam dekat kepala, item berberat sedang ditempatkan pada dua tempat, yaitu bagian tengah dan bagian dalam (dekat punggung) dan bagian atas luar menutupi item-item yang berat. Item yang ringan diletakkan pada bagian tengah luar. Pada medan perjalanan yang curam bagian atas ransel diisi fengan item yang sedang beratnya. Item yang berat diletakkan diletakkan pada bagian dalam dekat punggung dan pundak, sedangkan item yang ringan diletakkan pad abagian luar menutupi item yang paling berat. Dalam kedua jenis pengepakan ini, sleeping bag selalu diletakkan di bagian paling bawah ransel.
DAFTAR PERALATAN
Untuk packing
Ransel
Tas Kamera
Tas pinggang
Tas kecil peralatan mandi
Stuff bag (berbagi ukuran)
Kantong plastik untuk packing
Untuk pakaian
Jaket parka gunung
Wind breaker
Rain coat / ponco
Jaket fleence
Pakaian untuk tidur
Pakaian untuk jalan
Pakaian ganti pakaian dalam
Balaclava
Topi
Sarung tangan
Untuk kaki
Sepatu boot
Sandal
Kaus kaki dan cadangannya
Gaiters
Aksesoris
Sunglass dan tempatnya
Rain cover ransel
Dompet
Bandana
Emergency dan Survival
P3K kit
Survival kit
Sewing kit
Untuk navigasi / orientasi
Peta dan tempat peta
Kompas bidik
Altimeter
Termometer
Kurvimeter
Jam tangan
Protractor / busur derajat
Penggaris
Untuk basecamp
Sleeping bag
Matras
Piring plastik
Gelas plastik, sendok dan garpu
Piasu lipat serbaguna
Botol minum
Peralatan mandi
Kantong plastik sampah
Senter / hadlamp
Tisu toilet
Lighter / korek api
Peralatan kelompok
Tenda
Kompor dan bahan baar
Lentera / lilin (alat penerang lainnya)
Lain-lain
Kamera
Film dan cadangannya
Baterai dan cadangannya
Buku catatan dan alat tulis
Sunscreen
PERENCANAAN LOGISTIK
Metode Ransum
Makan pagi
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
Snack di jalan
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
Makan siang
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
Makan malam
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
PERENCANAAN LOGISTIK
Metode Harian
Makan pagi
Trip Day Makanan Kwantitas/ orang Harga
Day 01
Day 02
Day 03
Makan siang
Trip Day Makanan Kwantitas/ orang Harga
Day 01
Day 02
Day 03
Makan malam
Trip Day Makanan Kwantitas/ orang Harga
Day 01
Day 02
Day 03
Dalam pemilihan logistik yang akan dibawa hendaknya diperhatikan faktor-faktor berikut.
• Lamanya perjalanan yang akan dilakukan, tepatnya saat muali pendakian hingga turun kembali. Hal ini berpengaruh pada perkiraan jumlah bahan bakar dan makanan, serta ketahanan makanan yang dibawa.
• Jumlah anggota
• Daerah yang dituju, perlu diperhatikan adanya toko yang menjual keperluan logistik, selain itu perlu diketahui kondisi dan letak sumber mata air di tempat yang aan dituju.
• Pantangan masyarakat setempat, di beberapa daerah di Indonesia, masyarakat setempat masih menabukan membawa makanan-makanan tertentu, seperti melarang membawa makanan berbau anyir (dagng mentah, telur, dsb) karena akan menarik perhatian hewan-hewan pemangsa.
• Selera anggota rombongan, perlu dibicarakan dan disepakati antara anggota rombongan apabila ada pantangan atau alergi pada mekanan tertentu dan mencari solusinya.
• Tipe pendakian, apakah pendakian tersebut mengutamakan kecepatan pencapaian target waktu tertentu atau merupakan perjalanan santai dengan waktu yang fleksibel.
• Berat, faktor berat merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan logistik yang akan dibawa.
PACKING
Bagi seorang pendaki gunung, packing adalah suatu seni. Dalam packing, selain dipertimbangkan faktor kenyamanan dan keindahan, juga faktor-faktor lain sebagai berikut
• Faktor berat : letakkan item-item yang berat di bagian atas dan barang –barang yang ringan di bagian bawah agar berat seluruh beban jatuh di pundak, bukan di pinggang atau punggung. Perhatikan pula keseimbangan berat kiri dan kanan ransel.
• Faktor penggunaan barang : kelompokkan item-item menurut fungsi dan timing penggunaannya. Perlengkapan dan logistik yang sering dipakai atau yang segera di ambil harus diletakkan di tempat yang mudah diambil. Perlengkapan tidur, seperti sleeping bag hendaknya diletakkan di bagian paling baah ransel, kemudian pakaian ganti di atasnya, kemudian dilanjutkan perelengkapan masak dan logistik makanan. Tenda, hendaknya diletakkan di bagian palinga atas karena selain berat, tenda juga merupakan perlengkapan yang segera dibutuhkan saat mendirikan basecamp. Pengelompokan seperi ini akan lebih baik bila ditempatkan dalam kantong-kantong atau stuff bag.
• Faktor efisiensi : pergunakan stian ruang dalam ransel maupun ruang kosong pada perlengkapan seefisien mungkin, seperti nsting dan gelas kosong dapar diisi item-item kecil untuk menghemat tempat. Selain itu buanglah lbih dahulu otak-kotak makanan yang tidak perlu karena selain mengurangi berat, juga mengurangi sampah.
Pada perjalanan landai, item-item yang berat berada di paling atas bagian dalam dekat kepala, item berberat sedang ditempatkan pada dua tempat, yaitu bagian tengah dan bagian dalam (dekat punggung) dan bagian atas luar menutupi item-item yang berat. Item yang ringan diletakkan pada bagian tengah luar. Pada medan perjalanan yang curam bagian atas ransel diisi fengan item yang sedang beratnya. Item yang berat diletakkan diletakkan pada bagian dalam dekat punggung dan pundak, sedangkan item yang ringan diletakkan pad abagian luar menutupi item yang paling berat. Dalam kedua jenis pengepakan ini, sleeping bag selalu diletakkan di bagian paling bawah ransel.
DAFTAR PERALATAN
Untuk packing
Ransel
Tas Kamera
Tas pinggang
Tas kecil peralatan mandi
Stuff bag (berbagi ukuran)
Kantong plastik untuk packing
Untuk pakaian
Jaket parka gunung
Wind breaker
Rain coat / ponco
Jaket fleence
Pakaian untuk tidur
Pakaian untuk jalan
Pakaian ganti pakaian dalam
Balaclava
Topi
Sarung tangan
Untuk kaki
Sepatu boot
Sandal
Kaus kaki dan cadangannya
Gaiters
Aksesoris
Sunglass dan tempatnya
Rain cover ransel
Dompet
Bandana
Emergency dan Survival
P3K kit
Survival kit
Sewing kit
Untuk navigasi / orientasi
Peta dan tempat peta
Kompas bidik
Altimeter
Termometer
Kurvimeter
Jam tangan
Protractor / busur derajat
Penggaris
Untuk basecamp
Sleeping bag
Matras
Piring plastik
Gelas plastik, sendok dan garpu
Piasu lipat serbaguna
Botol minum
Peralatan mandi
Kantong plastik sampah
Senter / hadlamp
Tisu toilet
Lighter / korek api
Peralatan kelompok
Tenda
Kompor dan bahan baar
Lentera / lilin (alat penerang lainnya)
Lain-lain
Kamera
Film dan cadangannya
Baterai dan cadangannya
Buku catatan dan alat tulis
Sunscreen
PERENCANAAN LOGISTIK
Metode Ransum
Makan pagi
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
Snack di jalan
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
Makan siang
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
Makan malam
Makanan Kwantitas/orang/hari Jumlah hari Harga/ukuran
PERENCANAAN LOGISTIK
Metode Harian
Makan pagi
Trip Day Makanan Kwantitas/ orang Harga
Day 01
Day 02
Day 03
Makan siang
Trip Day Makanan Kwantitas/ orang Harga
Day 01
Day 02
Day 03
Makan malam
Trip Day Makanan Kwantitas/ orang Harga
Day 01
Day 02
Day 03
Subscribe to:
Posts (Atom)