tcktcktck Badge

Join the call for a global climate deal at TckTckTck.org

Friday, May 8, 2009

Adventure: ILMU PENAKSIRAN

PENAKSIRAN
Penaksiran adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui panca indera, anggota tubuh, dan bantuan alat yang minimal. Panca indera dapat digunakan untuk menganalisis rasa, bau, suara, penglihatan dan perabaan. Untuk mempermudah penaksiran, sebaiknya kita mengetahui sebanyak mungkin segala sesuatu pada tubuh yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti panjang rentang tangan; panjang jengkal jari; lebar langkah kaki; panjang telapak kaki; tinggi badan; kecepatan jalan, setengah lari, lari; berat badan; dll. Perlu juga mengetahui ukuran Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan, seperti ukuran syal, sabuk, dll; dan benda-benda lain yang dapt dijadikan standar, seperti jarak tiang listrik, jarak tanam pohon karet, dll. Selain itu pengalaman dan pemikiran yang kreatif dan mau berpikir dua kali dari sudur pandang yang berbeda akan sangat membantu dan memudahkan untuk mendapat hasil yang akurat.

MENAKSIR LEBAR SUNGAI
Mengukur Lebar Sungai Tenang atau Danau
• Jatuhkan benda berat, misalnya batu, ke dalam air
• Perhatikan riak air yang berjlan menuju titik C dan perhatikan titik B yaitu riak yang sama saat riak air menyentuh titik C
• Ukur jarak A sampai B. Lebar sungai = A B
Mengukur Lebar Sungai Berarus Deras dengan Bantuan Topi
• Atur posisi ujung topi sehingga mata dapat melihat titi C (di seberang sungai) tepat di ujung topi D, posisi kepala harustegak.
• Putarkan kepala kita sehingga titik D akan satu garis dengan titik B. Titik B harus tepat di tepi sungai.
• Ukur jarak A B lebar sungai = A B
Mengukur Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga
• Tentukan titik X dan A (tempat kita berada).
• Berjalan dari A ke arah B sampai terjadi sudut AB-BX = 450. pengukuran sudut 450 dengan memanfaatkan sudut kacu.
• Ukur A B. Lebar sungai = A B
Catatan : cara ini menggunakan prinsi tangen 450 = 1, dimana panjang AX akan sama dengan AB jika sudut yang dibentuk pada B adalah 450.
Mengukur Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga
• Tentukan titik X yang dapat ditandai di seberang. Tentukan titik A di pinggir kita berada (tepat bersebrangan dengan X).
• Berjalan lurusepanjang penggir sungai sejauh AB (bebas jauhnya). Tandai titik B.
• Berjalan lagi sejauh BC. Jarak BC = AB.
• Berjalan arah CD (tegak lrus AC) sampai titik-titik D, B dan X terhubungkan berupa garis lurus.
• Ukur panjang CD, lebar sungai =CD

MENAKSIR DALAM SUNGAI
Di Daerah Hulu
Di daerah penampang cenderung berbentuk dan bagian tengahnya lebih dalam dari bagian tengahnya, maka pengukuran sukar dilakukan. Cara mengukur kedalamannya adalah :
• Ambil galah yang cukup panjang.
• Masukkan galah tersebut ke dalam sungai, usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai.
• Usahakan pengukuran dilakukan pada bagian tengah sungai.
• Lakukan pengukuran di beberapa tempat.

Di daerah hilir / muara
Sungai di daerah hilir cenderung berbentuk huruf, maka cara mengukur kedalamnya sama seperti diatas, tetapi dapat dilakukan dari tepi sungai dan pengurunnya lebih mudah daripada pengukuran di hulu. Secara praktis kedalaman sungai dapat diperkirakan dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan beriak-riak pada sungai yang cukup lebar maka dapat diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar satu meter. Sebaliknya apabila permukaan tenang, maka kedalamannya dapat diperkirakan lebih dari dua meter.

Menaksir Kecepatan Arus Sungai
Cara 1
• Letakkan benda terapung di titik O (benda akan hanyut).
• Setelah sekitar 15 menit (titik A), mulailah berjalan mengikuti benda tadi, sambil menghitung waktu hingga sampai di B (bertepatan dengan posisi benda X).
• Ukur jarak AB.
• Kecepatan arus sungai = jarak AB / waktu.

Cara 2
• Letakkan banda terapung di titik O. Setelah sekitar 15 meter dari titik O (titik A), berjalanlah kira-kira 50 langkah sambil memperhatikan benda tadi (langkah biasa yang kecepatannya dapat diperkiran).
• Setelah sampai di B, misalnya benda sampai di X.
• Ukur jarak AB dan AX
• Kecepatan arus sungai = (AX / BX) * kecepatan langkah.
Catatan : benda terapung yang dihanyutkan sedapat mungkin hanyut mendekati bagian tengah sungai (antara dua tepi sungai). Sebenarnya kecepatan yang paling besar terjadi di tengah sungai (jika sungainya lurus) dan kecepatan paling kecil di pinggir sungai.

MENAKSIR TINGGI
Tinggi Pohon dengan Bayang-Bayangannya
• Berdiri disamping pohon (A).
• Perhatikan ujung bayangan badan kita (B) dan ujung bayangan badan kita (B) dan ujung bsysngsn pohon (C). Ukur AB dan AC.
• Tinggi pohon (T) = ( AC / AB)*tinggi badan kita (t).

Tinggi Pohon Dengan Bandingan
Cara ini hanya mengkalikan tinggi benda yang dimaksud.
• Ukurlah badan teman dengan memberi tanda batas di ranting pada posisi jongkok.
• Kemudian ukurlah sisa tinggi pohon dibelakangnya (H).
• Bila sudut lengan sudah lebih dari 450 namun tinggi pohon belum habis berarti anda harus mundur.

Tinggi Tebing, Pohon dengan Dua Orang
• Pengamat mencari posisi jongkok, sehingga ujung kepala rekannya dan titik X (puncak pohon, tebing) berada pada satu garis lurus.
• Ukur AB dan AC.
t1 = tinggi jongkok pengamat (jarak mata ke tanah)
t2 = tinggi badan rekannya (bisa diganti tongkat atau lainnya).
Tinggi total , TT = (AC / BC)*(t2-t1)+t1

PENAKSIRAN WAKTU
Untuk menaksir waktu dapat digunakan Naismith’s Rule (aturan Naismith). Cara tersebut merupakan cara klasik dalam memperkirakan waktu tempuh. Menurut aturan ini, kecepatan rata-rata ornag berjalan di medan horizontal adalah adalah 5 km/jam dan setiap kenaikan 300 meter ditamabah 0,5 jam. Untuk kecepatan turun digunakan rumus : setiap penurunan 300 meter, waktu tempuhnya 5 km/jam ditambah 10 menit. Perhitungan ini berlaku untuk medan yang tidak bersemak, selain itu, waktu tempuh akan bervariasi bergantung pada hal-hal, seperti : keadaaN FISIK, BEBAN YANG DIBAWA, keadaan lintasan (berpasir, tanah keras, bersalju, dll.),kondisi cuaca.
Contoh : jika direncanakan perjalanan sejauh 10 km dengan pertambahan kenaikan vertikal 600 meter, maka waktu tempuh kita adalah :


PENAKSIRAN JARAK
Tabel yang dapat membantu dalam memperkirakan jarak :
• Obyek yang tampak dari ketinggian 150 meter :?????—kelupaan!!lliat di buku wanadri!!!
• Cermin survival : 1,6 – 3,2 km
• Asap putih : 19,2 km
• Cahaya senter (2 baterai), malam hari : 3,2 km

PENAKSIRAN CUACA
Seorang pendaki gunung harus dapat membaca tanda-tanda cuaca, diantaranya:
• Merah pada waktu malam hari, penanda cuaca baik.
• Merah pada waktu pagi, penanda akan turun hujan.
• Kuning pucat pada waktu matahari terbenam, penanda akan turun hujan.
• Embun dan kabut pada pagi-pagi benar, penanda cuaca bagus.
• Kalau matahari terbit dari awan yang tinggi, penanda angin.
• Dari bentuk-bentuk awan (lihat bagian awan).
• Dari sikap binatang:
• Laba-laba membuat sarang siang hari berarti cerah.
• Kodok ribut berarti akan hujan.
• Kambing mengembik ribut, berarti cuaca akan buruk.
• Dll.
• Dari kiat-kiat penduduk sekitar

MENENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS.
Dengan tanda-tanda alam, misalnya :
• Kuburan umat islam menghadap ke utara.
• Masjid menghadap ke kiblat, untuk Indonesia ke arah barat.
• Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari. Beberapa litatur menyebutkan pada bumi belahan utara, lumut akan tumbuh disisi utara dari batang pepohonan besar. Terkadang pengalaman memperlihatkan lumut tumbuh di sisi barat pada suatu kawasan yang mayoritas pohon besar. Pertumbuhan lumut dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh karena itu jangan menggunakan bantuan alam seperti ini sebagai patokan mutlak.

Dengan bayangan
• Pada lokasi datar dan terbuka, tancapkan tongkat (sekitar 1 meter) ke dalam tanah. Usahakan selurus mungkin. Tandai bayangannya sebagai satu titik. Tunggu sekitar 15 menit dan tandai lagi bayangannya yang baru. Hubungkan antara kedua titik. Garis yang terbentuk menunjukkan arah barat (titik pertama) dan timur (titik kedua). Arah utara dan selatan dapat ditentukan dari arah barat dan timur.
• Cara kedua menghasilkan arah yang lebih teliti tetapi memerlukan waktu yang lebih lama. Sama seperti cara sebelumnya, namun tanda bayangan pertama didapat waktu pagihari. Gambarkan busur dari titik tersebut dengan tongkat sebagai pusatnya. Pada siang hari bayangan akan memendek dan memanjang kembali waktu sore hari. Jika bayangan sore telah menyentuh busur lingkaran, tandai lagi yang terakhir ini. Garis antara kedua titik tersebut menunjukkan arah barat (titik pada pagi hari) dan timur (titik pada sore hari).

Dengan perbintangan
• Perhatikan arah bulan, bintang dan matahari yang terbit di timur dan terbenam di barat.
• Perhatikan rasi bintang Crux (bintang salib atau gubuk penceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon dari tempat kita dalah selatan. Penentuan arah dengan bantuan perbintangan memerlukan kesabaran. Selain rasi bintang Crux, di wilayah Indonesia, rasi scorpio, orion dapat terlihat dan membantu penentuan arah. Rasi ursa mayor, sekalipun dapat membantu penentuan arah tapi sulit ditemukan karena posisinya jauh dari utara.

No comments: