tcktcktck Badge

Join the call for a global climate deal at TckTckTck.org

Friday, May 8, 2009

Adventure: PERSIAPAN PENGARUNGAN ALAM BEBAS part 1

PERSIAPAN PENGARUNGAN ALAM BEBAS

Collin Mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka, mengkategorikan kemampuan yang diperlukan oleh para penggiat alam terbuka sebagai berikut :
• Kemampuan teknis, yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan.
• Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkodisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam.
• Kemampuan kemanusiaan, yaitu pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi (kemauan), percaya diri, kesabaran, konsertasi, analisa diri, kemandirian serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
• Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik.

PERENCANAAN PERJALANAN
Dalam melakukan aktivitas di alam bebas diperlukan persiapan fisik, mental, materi, perlengkapan maupun birokrasi yang diperlukan untuk pengarungan alam bebas. Agar sukses dalam perjalanan alam bebas, perencanaan perjalanan harus dimulai sedini mungkin sebelum melakukan perjalanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Pemilihan lokasi : Pemilihan lokasi merupakan hal pertama yang harus dilakukan untuk menetapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan tersebut. Selain itu perlu ditentukan waktu perjalanan, kegiatan selama perjalanan, dan dengan siapa kita melakukan perjalanan.
Pengetahuan medan dan studi pustaka : Setelah menentukan lokasi, maka perlu kita mempelajari tentang kondisi medan, iklim, cuaca, jenis vegetasi, satwa-satwa serta bahaya setempat lokasi yang akan kita tuju dengan bantuan peta, buku-buku dan sumber-sumber yang lain. Kita juga harus mengetahui kebudayaan dan kebiasaan masyarakat setempat, selain itu harus dipelajari jalur transportasi untuk mencapai daerah tersebut, berikut alternatifnya, serta biaya dan waktunya.
Penentuan peserta : Penentuan peserta perjalanan, mencakup pemilihan personil, kepemimpinan (leadership), hirarki, deskripsi kerja, dan tanggung jawab para peserta perjalanan serta kemampuan setiap peserta perjalanan.
Administrasi : Setiap daerah pasti berada di bawah kekuasaan suatu pihak, untuk itu perlu dilakukan pengurusan ijin dan surat-surat jalan. Pengurusan ijin dan surat-surat jalan dibutuhkan untuk kelancaran dan keamanan perjalanan.
Persiapan diri : Persiapan fisik, mental, materi, sangat diperlukan untuk pengarungan alam bebas. Latihan fisik perlu dilakukan untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi alam bebas. Pada dasarnya jogging adalah latihan fisik yang sangat cocok untuk pendakian gunung. Namun, sebaiknya kita mengetahui jenis latihan fisik yang cocok untuk tipe perjalanan dan ada baiknya mengkonsultasikan dengan ahli olahraga. Latihan fisik yang cukup juga dapat menambah rasa percaya diri.
Tips dalam Merencanakan Rute Pendakian
• Jarak, rata-rata pendaki mampu berjalan 8-16 km per hari dengan membawa ransel yang penuh.
• Medan dan kondisi jalan setapak akan mempengaruhi kemampuan fisik seorang pendaki. Lebihkan perencanaan waktu pendakian untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
• Hari pertama di alam bebas merupakan fase penyesuaian diri dengan alam, ransel, sepatu dan gerakan fisik. Ada abiknya melakukan latihan fisik sebelum pendakian.
• Hari istirahat, ada baiknya menambahkan satu hari untuk beristirahat agar tubuh tidak terlalu letih.
• Kemampuan diri, hindari rencana pendakian melebihi kemampuan fisik dan pengetahuan tentang pendakian gunung.
• Alternatif, ada baiknya menambahkan rute cadangan sebagai altertatif jalur utama apabila tidak bisa dilalui karena suatu hal.
• Hindari musim pendakian yang ramai pengunjung karena dapat membuat kita tidak begitu bisa menikmatinya dan dapat menambah kerusakan alam.

SAFETY (KESELAMATAN)
Untuk keadaan berbahaya, dapat dilakuakn penggolongan faktor penyebabnya, yaitu bahaya subyektif dan bahaya obyektif.
• Bahaya subyektif, adalah potensi bahaya yang berada dibawah kendali manusia yang melakukan kegiatan, contohnya pemilihan alat yang salah, kesalahan perhitungan logistik, dll.
• Bahaya obyektif, adalah potensi yang berada di luar kendali manusia, misalnya badai, banjir, panas, dll.
Semakin subyektif suatu bahaya, maka akan semakin dapat diperkirakan terjadinya dan dapat dihindarkan. Sebaliknya, semakin obyektif suatu bahaya, maka akan semakin sukar diperkirakan dan sukar dihindarkan. Oleh sebab itu, setiap peserta perjalanan haruslah terlatih dan waspada akan kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
ETIKA PERJALANAN
Sebelum melakukan perjalan, perlu mempelajari masalah sosial, baik pendidikan, kebudayaan, kehidupan serta kebiasaan masyarakat desa. Hal ini penting di pelajari bagi para pendaki agar para pendaki dapat menghormati segala bentuk norma, adat istiadat, aturan, larangan dan pantangan masyrakat desa sekitar tujuan pendakian, walaupun hal itu bertentangan dengan nurani dan akal sehat kita. Yang perlu diperhatikan, kita tidak perlu menyombongkan diri dan berbicara tinggi serta memamerkan barang-barang mewah yang kita miliki, namun kita sedikit banyak kita dapat membagi pengetahuan dan kemampuan kitadengan masyarakat desa, seperti pendidikan dan penyuluhan kesehatan. Perilaku baik kita akan menimbulkan kesan yang baik pula bagi masyarakat sekitar.
OUTDOOR LEADERSHIP
Tidak semua orang mempunyai kemampuan pemimpin, namun perlu bagi setiap orang, terutama pendaki, untuk mempelajarinya karena keputusan dan kepemimpinan yang baik di lam bebas akan menghasilkan suatu kesuksesan. Berikut adalah kemampuan yang perlu dibina oleh seorang pemimpin di alam bebas.
Competence : pemimpin dari grup perjalanan tidak harus seorang yang jago dalam panjat tebing, peta kompas atau lainnya, namun seorang yang kompeten dengan kemampuan teknik pengorganisasian yang baik akan lebih efektif sebagai pemimpin.
Self-awareness : dengan melakukan self awarness atau mawas diri, seorang dapat melihat dan menilai ssuatu dengan benar. Mawas diri seorang pemimpin mempunyai rasa prasangka, ketakutan, kekuatan dan kemampuan mempelajari dan juga bagaimana semua ualitas tersebut mempengaruhi keputusannya. Mawas diri tidak akan membuat seorang pemimpin melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan.
Penilaian dan Kemampuan Memutuskan : kemampuan membuat keputusan yang berkualitas, Keputusan yang berdasarkan penilaian yang baik, yang dapat dipakai serta rasa aman, bisa melindungi lingkungan dan juga bisa menyuksskan tujuan perjalan. Membuat suatu keputusan haruslah bisa merfleksikan mengapa keputusan itu dibuat, keputusan tersebut merupakan yang terbaik untuk grupnya, serta harus mampu mengambil keputusan secara cepat dsst menghadapi situasi yang kritis.
Toleransi pada Kemalangan dan Hal yang Tidak Pasti : pada saat situasi kristis dan kondisi yang tidak pasti suatu kepempinan yang kuat sangat dibutuhkan. Pemimpin suatu ekspedisi alam babas haruslah mempunyai mental yang telah dipersiap untuk menghadapi situasi kritis dan tidak pasti. Walaupun tidak mengetahui secara jelas penyelesaian suatu problem, ia tetap bersikap tenang, bersikap penuh pertimbangan, tetap berusaha mencari jalan keluar, dan yang terpenting mendapat kepercayaan seluruh anggota tim.
Expedition Behavior : expedition behavior sanat pnting bagi sutu efektivitas kepemimpinan karena erat hubungannya dengan kmampuan dalam merencanakan sebuah pejalanan denganbaik dan terperinci.
Komunikasi : Pemimpin yang baik adalah komunikator yang baik karena harus membangun komunikasi antara pemimpin dan anggota dengan baik unutk mengetahui keinginan anggota pada pemimpin, maupun keinginan pemimpin pada anggota.
Berikut langkah-langkah untuk membagun Self-Leadership
• Bertanggungjawablah pada diri sendiri
• Bertanggung jawab pada apa yang anda pelajari
• Tahu resiko dari perkataan
• Miliki apa yang anda katakan
• Jika perlu melakukan sesuatu, lakukanlah
• Jika tidak mengerti, tanyakan
• Nikmati sekeliling anda
• Periharalah rasa humor
• Bantulah yang lain untuk belajar dan sukses
• Berbaik hati
• Dorong semangat anda
• Jika ada hal yang tidak aman untuk grup anada, jangan lakukan
• Partisipsi dan observasi
• Belajarlah dari pengalaman

No comments: