Abad pertengahan atau yang juga dikenal sebutan Middle Ages merupakan suatu periode sejarah yang terjadi pada abad ke-5 hingga ke-15 Masehi ketika kerajaan Romawi runtuh dan terpecah menjadi dua yaitu Bynzantium dan Roma. Bynzantium, sepeninggalan Romawi, tumbuh menjadi kerajaan yang maju dan berperadaban tinggi, namun kebalikannya, Roma menjadi semakin terpuruk sepeninggalan Romawi.
Keterpurukan Roma membawa degradasi moral dan budaya pada masyarakatnya. Penduduk kota-kota besar berpindah kembali ke tanah kelahirannya, pemerintahan dan hukum berhenti, perdangangan dan perniagaan merosot tajam dan sekarat, tingkat kriminalitas yang sangat tinggi, mulai terbentuknya pengisoalsian daerah-daerah, masyarakat yang buta huruf dan buta akan ilmu pengetahuan, kemiskinan dan kepercayaan akan takhayul-takhayul. Hal-hal inilah yang membuat abad pertengahan disebut juga abad kegelapan atau Dark Ages.
Pada abad pertengahan ini, agama memiliki peran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan masyarakat pada masa itu.
Naskah pada abad pertengahan inilah yang akan dibahas lebih lanjut pada makalah ini. Pada makalah ini akan dibahas mengenai latar belakang kemunculan naskah abad pertengahan, dan ciri khas
LATAR BELAKANG KEMUNCULAN NASKAH ABAD PERTENGAHAN
Keruntuhan kerajaan Romawi merupakan awal dari periodesasi abad pertengahan. Pada abad ini terjadi degradasi moral dan kebudayaan yang menyebabakan Eropa memasuki zaaman kegelapan. Pada abad ini, agama memiliki peran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan masyarakat pada masa itu. Oleh sebab itulah biara menjadi pusat ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dan di biara pula lahir berbagai macam naskah-naskah dengan corak khas abad pertengahan.
Kepercayaan kaum kristiana atas tulisan-tulisan sakral membuat mereka menciptakan naskah-naskah atau buku-buku yang berisikan tentang isi kitab suci Kristiani (Al-Kitab). Karena penciptaan inilah biara Kristen menjadi pusat kebudayaan, pendidikan, dan intelektual. Sebagai pendukung penciptaan naskah-naskah dan buku-buku, biara berkembang pula menjadi pusat perkembangan ilutrasi dan tipografi.
CIRI KHAS GAYA DESAIN PADA NASKAH ABAD PERTENGAHAN
Pembuatan Naskah
Pembuatan naskah pada abad pertengahan dilakukan di biara-biara yang pekerjaannya dilakukan di studio khusus yg disebut scriptorium dan penulis naskah disebut scriptoria. Pembuat naskah-naskah merupakan para cendekiawan gereja atau para cendekiawan yang terdidik yang harus menguasai bahasa Latin dan Yunani. Pekerjaan scriptoria dipimpin oleh sesorang yang disebut scrpittori dibantu oleh juru tulis yg disebut copisti dan ilustrator yang disebut iluminator. Para cendekiawan ini dianggap orang-orang terpandang pada zamannya karena ilmu pengetahuan dan kecakapan agama yang mereka kuasai.
Untuk menulis satu naskah ataupun buku dibutuhkan waktu berbulan-bulan. Naskah ditulis dengan menggunakan tinta emas dan perak dan hampir setiap naskah dihiasi oeh ilustrasi baik berupa ornamen maupun gambar manusia. Dalam penulisan naskah ataupun buku telah muncul sutu tradisi dalam teknis pembuatannya. Muncullah tradisi menambahkan keterangan, berisi fakta tentang produksi, yang selalu ada pada halaman akhir buku atau yang disebut colophon.
Ilustrasi dan ornamentasi tidak hanya berupa dekorasi. Ilustrasi pada naskah abad pertengahan biasanya merupakan visualisasi dari isi naskah yang berisi tulisan-tulisan keagamaan tentang wahyu-wahyu bagi umat Kristiani. Pemimpin biara sadar bahwa ilustrasi dan kemampuan ornamen dapat menciptakan sesuatu yang berhubungan dengan mistik dan memberikan tambahan nilai spiritual.
Media Tulis Baru
Apabila sebelumnnya naskah menggunakan media tulis dari bahan papyrus yang tidak tahan lama, pada masa ini, muncul media tulis baru berupa perkamen yang terbuat dari kulit sapi muda yang disebut vellum. Hal ini berkaitan dengan persaingan pendirian perpustakaan antara raja Eumenes II dari Pergamum dan Ptolemy dari Alexandria. Ketika itu raja Ptolemy mengembargo papyrus kerajaan Eumenes. Selain itu, kemudian muncul pula tradisi pembuatan perkamen yang dijilid (cikal bakal buku) yang disebut dengan codex sebagai pengganti scroll yg disebut rotulus.
Corak Klasik
Ciri khas corak klasik adalah penggunaan perkamen vellum dimana pada halaman depan buku terdapat ilustrasi potret diri pengarang sebagai frontispiece (gambar depan). Selain itu, pada corak klasik, teks ditulis dalam kapital-kapital rustic yang mengena dan singkat dengan salah satu pelebaran kolom pada setiap halaman. Ilustrasi-ilustrasi dibingkai dalam lis berwarna menyala, biasanya merah dan seluas kolom teks. Ilustrasi ini ditempatkan pada bagian atas, tengah, atau bawah halaman berbatasan dengan garis lintas ilustrasi. Terdapat enam halaman penuh ilustrasi. Ilustrator dengan rapi menulis nama besar figur-figur di atas ilustrasi dalam gaya kartun politik terbaru.
Pada corak klasik , terjadi perkembangan huruf romawi dengan munculnya dua jenis tulisan pada abad ke-4 sampai abad ke-9 yaitu uncial {karena ditulis diantara dua garis pedoman yaitu satu uncial (Roma inci) secara terpisah}. Pada perkembangan selanjutnya huru uncial berkembang dengan bentuk huruf kecil yang disebut semi uncial atau half uncial.
Desain Buku Celtic
Pada abad ke-8 terjadi saat paling kelam bagi bangsa Roma di saat berbagai etnis berebut daerah kekuasaan Saat para biarawan mengungsi ke daerah Celtic dan berkonsentrasi menciptakan buku-buku keagamaan dan terbitlah tiga buku keagamaan pertama mengenai narasi kehidupan Yesus Kristus yang didasarkan dari kitab Perjanjian Baru , yaitu: Book of Durrow (680 M), Lindisfarne Gospels (karya Eadfrith pada 698 M), Book of Kells (diciptakan di Iona pada 800 M)..
Desain Celtic merupakan desain yang abstrak dan sangat komplek. Garis lurus geometris pola-pola tenunan, corak nada dan pengisian ruaang dengan tekstur visual tebal. Mengenai kecerahan warna, warna-warna yang digunakan dalam deretan warna begitu miskin. Desain Celtic yang rumit ini, keunggulan pola-pola dekoratif abstrak, telah dipakai untuk desain buku dalam scriptoria biara, sehingga memunculkan konsep baru serta image buku.
Suatu hal yang paling penting saat Gospel-gospel datang ketika nama Kristus pertama kali disebut dalam ayat ke-18 bab pertama Matthew. Penulis memberitahukan bahwa “Now the birth of Christ was on this wise …” Atas hadirnya kata Kristus, illuminator (penghias) menciptakan grafis menggunakan monogram XPI. Monogram ini digunakan untuk menulis Kristus dalam naskah yang disebut Chi – Rho, setelah dua kata pertama kata Kristus dalam huruf Yunani, Chi (X) dan Rho (P). Inisial huruf XPI yang disebut Chi (X) dan Rho (P) adalah sebuah penghormatan untuk sosok diri Yesus Christus. Initial pada paragraf awal yang mendorong dua sampai tiga kata hingga tergeser disebut diminuendo.
Pembaharuan Grafis Caroline
Charlemagne (742-814 M) adalah raja dan tokoh pembaharu dari Frank yang memerintah Eropa tengah sejak tahun 768 M. Pada tahun 800 M Charlemagne mengangkat Pope Leo III sebagai raja kerajaan Romawi Suci dan menyatukan masyarakat Eropa yang porak-poranda.
Charlemagne membantu perkembangan kebangkitan kembali ilmu pengetahuan, kebudayaan, seni, dan agama. Beliau menghidupkan kembali ketrampilan mengolah desain buku serta tipografi karena penulis berbakat makin berkurang. Selain itu, belaiau juga membuat sekolah di istana dengan mendatangkan sarjana-sarjana dari sekolah Inggris Alcuin of York (732– 804 M).
Dalam bidang desain komunikasi visual pada masa itu, Charlemagne membuat standarisasi layout halaman, gaya penulisan dan dekorasi, meliputi: bentuk tulisan, ilustrasi dengan dimensi ruang dan perspektif, mempelopori penggunaan huruf Caroline minuscule (Caroline yang amat kecil) dengan ascender dan descender, dan memperbaiki struktur kalimat dan paragraf serta pemberian tanda baca.
Kebangkitan kembali ilmu pengetahuan dan pembelajaran Caroline telah mencegah hilangnya ilmu pengetahuan dan penulisan yang telah terjadi pada awal abad pertengahan.
Ekspresionisme Spanyol
Di Semenanjung Spanyol, yang geografisnya dikelilingi oleh benua-benua dan terisolasi dari Eropa oleh pegunungan, Scriptoria tidak mengalami pengaruh kuat dari perkembangan Caroline. Pada tahun 711 M, tentara Moorish di bawah pimpinan gubernur Tangier menyebrangi Selat Gibraltar dan menyerang tentara Spanyol. Penduduk Moorish membawa agama dan kebudayaan Islam yang kemudian membaur dengan tradisi-tradisi Kristen untuk menciptakan desain naskah unik pada abad pertengahan.
Sejumlah gagasan-gagasan desain Islam disaring ke dalam naskah Kristen Spanyol. Bentuk plat dengan warna kuat telah digunakan. Kadang-kadang pula dibubuhkan dengan bintang-bintang, rosett-rosett, poligon (segi banyak), atau karangan-karangan bunga yang mengajak mata menjadi aktif dengan melihat warna-warna kontras. Gaya Expresionisme Spanyol merupakan desain-desain geometris yang rumit dan memiliki warna murni yang indah. Ciri khas desain ini adalah penggunaan labyrinth yaitu suatu susunan yang membingungkan menyerupai labirin. Desain labyrinth ini dengan cepat populer dalam naskah-naskah abad pertengahan.
Abad Pertengahan Akhir
Pada abad pertenghan akhir, kitab-kitab suci Kristiani mempunyai ciri khas: terdapat ornamen berbentuk frame yang disebut border, yang berfungsi untuk menghias gambar para Rasul; terdapat halaman awal pembuka yang dihiasi elemen estetis yang penuh dengan hiasan dekoratif dan umumnya untuk huruf pembuka; terdapat satu halaman berisi penuh ornamen dekoratif disebut dengan “Carpet Pages”; muncul satu gaya gambar ornamen yang terbentuk dari sekumpulan pita-pita disebut “Interlace”, Interlace yang dibentuk dari sekumpulan bentuk hewan disebut Lacertine.
Masa pertengahan abad ke-12 dari masa Romanesque ke Renaissance disebut zaman Gothic (1150-renaissance abad ke-15) yang merupakan masa transisi menuju abad pencerahan. Masa ini adalah masa puncak feodalisme namun geliat zaman mulai melihat sedikit sinar pencerahan. Pada abad ke-12 jumlah universitas meningkat, sehingga mempengaruhi permintaan terhadap buku-buku non agama. Huruf Textur digunakan sebagai huruf resmi saat itu. Buku Douce Apocalypse yang diterbitkan pada tahun 1265 menjadi karya terbesar pada masa itu dengan layout dan ilustrasi yang sangat maju. Dimulainya tradisi cetak-mencetak huruf pada kertas dengan teknik cetak tinggi di Eropa sebagai bagian dari upaya produksi massal buku yang sangat diperlukan saat itu.
1 comment:
Ada referensi bukunya ?
Post a Comment